TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Dave Akbarshah Fikarno mengatakan Pemerintah Indonesia harus mendorong perang Thailand-Kamboja ke ruang diplomasi. Politikus Partai Golkar ini mengatakan, salah satu upaya damai yang perlu ditempuh adalah melalui dialog di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN.
“Indonesia perlu menggunakan semua forum lain, semua yang kita miliki,” kata Dave melalui keterangan video kepada Tempo pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putra mantan Ketua DPR Agung Laksono ini menerima informasi bahwa pemerintah melalui Menteri Luar Negeri Sugiono telah berkomunikasi dengan Malaysia, selaku Ketua ASEAN tahun ini, untuk membahas upaya damai.
Dave mengatakan bahwa tidak mudah mengatakan konflik berkepanjangan dua negara tetangga, meskipun ada putusan dari pengadilan setempat mengenai sengketa wilayah. Sebab sampai saat ini perang juga masih terus berjalan. “Kita harus mendorong ini ke ruang diskusi diplomasi,” katanya.
Pasukan Thailand dan Kamboja bentrok pada Kamis dini hari waktu setempat di wilayah perbatasan yang disengketakan kedua negara. Awalnya, terjadi baku tembak antara pasukan darat, yang kemudian meningkat intensitasnya. Deru serangan artileri yang terus menerus terdengar dari sisi perbatasan Kamboja pada Jumat.
Menurut Kementerian Pertahanan Kamboja seperti dilansir Channel News Asia, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 13 orang—lima tentara dan delapan warga sipil—dengan lebih dari 35.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Komisi I dari Partai Keadilan Sejahtera Sukamta menilai perang Thailand-Kamboja berpotensi mengganggu stabilitas kawasan ASEAN.
Legislator bidang pertahanan ini mengatakan, walau Indonesia tidak terdampak secara langsung, konflik membesar yang membesar berpotensi menimbulkan kerentanan, dengan hadirnya pengungsi atau perdagangan senjata melalui wilayah negara ketiga.
Sukamta berharap pemerintah Indonesia proaktif untuk mendorong proses perdamaian antara Thailand dan Kamboja, baik melalui hubungan diplomatik dengan kedua belah negara maupun melalui ASEAN. "Hubungan baik antara Indonesia dengan kedua negara dapat digunakan untuk menjembatani proses perdamaian,” kata melalui keterangan tertulis kepada Tempo pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Belum ada keterangan resmi dari pemerintah soal upaya mendorong dialog perang Thailand dan Kamboja. Kementerian Luar Negeri RI, dalam keterangan pada Sabtu, 26 Juli 2025, menyatakan pemerintah terus memantau perkembangan di perbatasan antara Thailand dan Kamboja.
Kemlu meyakini bahwa kedua negara tetangga akan segera kembali menempuh cara-cara damai untuk menyelesaikan perbedaan mereka sesuai dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Piagam ASEAN dan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama.
“Pemerintah Republik Indonesia juga memantau keselamatan dan kesejahteraan warga negaranya yang tinggal di wilayah terdampak,” tulis kementerian melalui unggahan di X.
Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini