INFO NASIONAL – Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 menjadi ajang pembuktian peran strategis PT Pertamina (Persero) dalam memperkuat ekosistem riset, teknologi, dan industri nasional. Gelaran yang berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Kamis, 7 Agustus 2025. Acara ini dihadiri langsung Presiden Prabowo Subianto, yang meninjau berbagai inovasi anak bangsa, termasuk teknologi unggulan hasil karya Pertamina.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya kemandirian teknologi sebagai pilar menuju “Indonesia Emas 2045”. Ia mendorong kolaborasi erat antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain utama teknologi global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya ingin Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi menjadi pemain utama dalam teknologi dan industri global,” ujar Prabowo, saat meninjau booth teknologi nasional termasuk “Katalis Merah Putih” hasil kolaborasi Pertamina dan ITB.
Pertamina menampilkan beragam teknologi strategis, termasuk Rig Merah Putih, rig pengeboran migas buatan dalam negeri hasil sinergi PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dengan PT Pindad (Persero). Teknologi ini diharapkan mendukung swasembada energi dan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Direktur Utama PDSI, Avep Disasmita, menegaskan bahwa pengembangan ini selaras dengan Asta Cita Presiden dan siap mendorong produksi migas nasional serta geothermal.
“Kami siap mendukung peningkatan produksi migas nasional dan pengembangan geothermal dengan teknologi karya anak negeri,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan tinggi, PDSI juga menyerahkan bantuan peralatan laboratorium kepada Program Studi Teknik Perminyakan ITB, sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap SDG 4, yaitu Pendidikan Berkualitas.
Dalam sesi paralel KSTI, Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, memaparkan langkah Pertamina dalam transisi energi, di antaranya pengembangan bioethanol dari molase, sorgum, dan nira aren, serta produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari minyak goreng bekas. Kilang Pertamina di Cilacap, Dumai, dan Balongan kini tengah mengolah bahan bakar ramah lingkungan tersebut, dengan target menjadikan Indonesia hub produksi SAF di ASEAN.
“Kami menargetkan Indonesia menjadi hub produksi SAF untuk kawasan ASEAN. Untuk itu, Pertamina terus mendorong terbentuknya ekosistem nasional pengumpulan used cooking oil,” kata Oki.
Pertamina dan ITB juga menandatangani nota kesepahaman strategis di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Kerja sama ini diharapkan mampu menghasilkan teknologi yang relevan dengan kebutuhan nasional, mulai dari hulu migas hingga energi terbarukan.
“Kolaborasi seperti ini penting agar teknologi yang dikembangkan benar-benar menjawab kebutuhan nasional, termasuk untuk mendukung produksi di hulu migas, efisiensi kilang, hingga energi terbarukan,” tambah Oki Muraza.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyambut positif kehadiran Presiden Prabowo di ajang ini.
“Kehadiran Presiden menjadi pemicu semangat bagi kami untuk terus berinovasi demi kemajuan teknologi nasional,” ujarnya.
Dengan semangat kolaborasi, keberlanjutan, dan kemandirian, Pertamina menegaskan posisinya sebagai pemimpin transformasi energi nasional, sejalan dengan target net zero emission 2060 dan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis.
KSTI 2025 menjadi momentum penting menyatukan dunia riset, industri, dan pemerintah untuk membangun masa depan Indonesia yang berdaulat energi dan unggul dalam inovasi.(*)