TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, persentase penduduk miskin Indonesia pada Maret 2025 turun menjadi 8,47 persen menurun 0,10 persen poin dari September 2024 dan 0,56 persen poin dibandingkan Maret 2024.
“Jumlah penduduk miskin di Indonesia (pada Maret 2025) sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta dibandingkan dengan kondisi September 2024,” kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono seperti dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan persebaran pulau, Pulau Jawa masih menjadi pusat kemiskinan nasional dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 12,56 juta atau 52,66 persen dari total nasional. Sementara Pulau Kalimantan mencatat jumlah penduduk miskin paling sedikit hanya 0,89 juta orang atau 3,75 persen dari total.
Namun, ketika berbicara soal tingkat kemiskinan tertinggi berdasarkan persentase, Papua Pegunungan menjadi provinsi paling miskin di Indonesia pada 2025. Seperti dilansir dari laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS), Papua Pegunungan mencatatkan tingkat kemiskinan sebesar 29,66 persen. Ini artinya hampir satu dari tiga penduduk di provinsi tersebut hidup di bawah garis kemiskinan. Persentase tersebut jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 8,03 persen.
Kondisi ini mengungkap jurang ketimpangan yang besar antara wilayah barat dan timur Indonesia. Sementara beberapa provinsi seperti DKI Jakarta hanya mencatat tingkat kemiskinan sebesar 2,39 persen, dan Bali sekitar 4 persen, Papua Pegunungan dan provinsi tetangganya menunjukkan kondisi yang sangat berbeda.
Setelah Papua Pegunungan, provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi berikutnya adalah:
- Papua Tengah: 27,60 persen
- Papua Barat Daya: 23,04 persen
- Papua Barat: 21,09 persen
- Papua Selatan: 19,35 persen
- Nusa Tenggara Timur (NTT): 19,02 persen
Pemerintah pusat telah menetapkan target untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada 2024. Namun target ini masih sulit tercapai di wilayah-wilayah seperti Papua Pegunungan.