INFO NASIONAL – Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Sumatra pada triwulan I 2025 sebesar 5,47 persen (y-on-y), Provinsi Lampung berhasil menurunkan angka kemiskinan secara signifikan. Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, tingkat kemiskinan per Maret 2025 tercatat sebesar 10,00 persen, turun 0,62 persen poin dibandingkan September 2024 (10,62 persen), dan turun 0,69 persen poin dari Maret 2024 (10,69 persen).
"Penurunan kemiskinan sebesar 0,62 poin ini merupakan laju penurunan tertinggi kedua secara nasional setelah Gorontalo," kata Kepala BPS Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution, ketika menjadi narasumber Rakor Dinas Kominfo kab/ kota se-Provinsi Lampung, bertempat di Command Center Diskominfotik Provinsi Lampung, 25 Juli 2025.
Dengan adanya penurunan ini berarti sekitar 52,28 ribu orang berhasil keluar dari jerat kemiskinan dalam enam bulan terakhir, dan 54,21 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin di Lampung kini berada di angka 887,02 ribu jiwa, yang menjadi angka terendah dalam satu dekade terakhir.
Dinas Kominfo Provinsi Lampung menggelar rapat koordinasi dengan Dinas Kominfo kabupaten/kota se-Provinsi Lampung di Bandar Lampung, Jumat, 25 Juli 2025. Dok. Pemprov Lampung
Capaian ekonomi Lampung pada triwulan I 2025 mencerminkan fondasi yang kuat ekonomi makro Provinsi Lampung. Dengan pertumbuhan 5,47 persen (yoy), Lampung berhasil melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87 persen dan regional Sumatera sebesar 4,85 persen.
Kepala Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Ganjar Jationo menuturkan, data yang dirilis BPS menjadi referensi penting dalam merumuskan arah kebijakan pembangunan. "Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal telah berkomitmen mendorong pemberdayaan desa melalui program Desaku Maju. Salah satu fokus utamanya adalah transformasi digital di desa melalui penguatan kapasitas SDM," ujar Ganjar.
Dukungan Pemerintah Provinsi Lampung terhadap sejumlah program strategis nasional, kata dia, memiliki dampak langsung pada masyarakat miskin di desa, seperti Koperasi Merah Putih, Makan Bergizi Gratis, dan Sekolah Rakyat. "Koperasi digerakkan untuk menguatkan ekonomi desa agar nilai tambah tetap berada di wilayah setempat. Ini sejalan dengan semangat Gubernur Lampung untuk menjaga masyarakat yang rentan agar tidak jatuh ke bawah garis kemiskinan," ujar dia.
Ganjar juga menyoroti pentingnya konvergensi program lintas sektor dan lintas lembaga agar dampaknya lebih terasa dan berkelanjutan, terutama di kantong-kantong kemiskinan ekstrem. Capaian ini juga memperkuat optimisme publik terhadap komitmen Pemerintah Provinsi Lampung dalam menata pembangunan yang inklusif, menurunkan ketimpangan sosial, serta mempercepat transformasi ekonomi menuju Lampung Maju dan Indonesia Emas 2045. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini