Gerakan Perempuan di Yogya Tuntut Pemerintah Akui Kasus Pemerkosaan Massal Mei 1998

2 weeks ago 15
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan orang yang bergabung dalam Gerakan Perempuan untuk Keadilan Sejarah di Yogyakarta menuntut pemerintah mengakui kasus pemerkosaan yang terjadi pada Mei 1998. Pernyataan sikap itu mereka sampaikan untuk menentang Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebutkan peristiwa pemerkosaan massal pada 1998 hanya rumor.

Pilihan editor: Alasan BEM UGM Keluar dari BEM SI: Berselingkuh dengan Penguasa

Mereka juga menolak proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang digagas Kementerian Kebudayaan karena tak berpihak kepada rakyat, tidak punya empati, dan tidak partisipatif.

“Narasi sejarah itu hanya glorifikasi terhadap Presiden Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo,” kata Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta dan Tim Relawan untuk Kemanusiaan Tragedi Kerusuhan Mei 1998 Ita Fatia Nadia dalam diskusi di Langgeng Gallery, Yogyakarta, Jumat, 25 Juli 2025.

Ita merupakan saksi sejarah peristiwa perkosaan pada masa Reformasi 1998. Selain Ita, diskusi itu juga melibatkan aktivis Forum Cik Di Tiro, Masduki; peneliti Brigitta Isabella; dan dosen Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Farabi Faqih. Selepas diskusi, seluruh peserta membacakan pernyataan sikap.

Gerakan Perempuan untuk Keadilan Sejarah menuntut pemerintah menegakkan hukum, memulihkan trauma dan rehabilitasi sosial bagi korban. Selain itu, mereka mengajak orang menjadikan peristiwa itu sebagai momentum sejarah untuk mencegah ketidakadilan bagi perempuan dan seluruh kelompok rentan. Mereka juga mendesak pemerintah memfasilitasi ruang kebebasan berbicara dan berpendapat yang demokratis.

Presiden B.J. Habibie sebagai pemegang otoritas pemerintahan tertinggi pada 1998 telah menerima hasil kerja Tim Pencari Fakta dan memohon maaf di hadapan sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat atas terjadinya penistaan perempuan Indonesia oleh sesama bangsa sendiri. “Maka siapa pun yang menafikan kejadian ini menunjukkan tidak adanya kesadaran moral yang layak sebagai manusia yang bermartabat,” kata Ita.

Pendiri Forum Cik Di Tiro Masduki mengatakan generasi yang menghapus sejarah menandakan generasi yang tidak menghormati warisan masa lalu dan tidak punya imajinasi tentang masa depan yang membebaskan.

“Langkah pemerintah memanipulasi sejarah kekerasan terhadap perempuan  pada masa Reformasi 1998 bagian dari tindakan politik yang anti kemanusiaan dan sangat patriarkis,” kata Masduki.

Pilihan editor: Jokowi Curhat Polemik Ijazah saat Reuni: Habis Ijazah, Skripsi, lalu KKN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article