TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan penulisan ulang sejarah Indonesia telah rampung. Ia menyebut total ada 112 sejarawan yang ikut terlibat menyusun 10 jilid buku sejarah versi pemerintah yang kini siap di uji publik.
"Semua itu sudah terkumpul ada 5.536 halaman, yang tentu masih perlu masukan-masukan untuk penyempurnaan," tutur Fadli dalam pidatonya di uji publik perdana draf revisi sejarah nasional di Universitas Indonesia, Jawa Barat, pada Jumat, 25 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, jumlah halaman tersebut masih terbilang sedikit untuk memotret perjalanan sebuah negara yang memiliki banyak peristiwa dan konflik panjang seperti bangsa ini. Namun, politikus Gerindra itu menyebut juga sebuah kemustahilan jika harus menuliskan semua peristiwa sejarah Tanah Air sampai detail.
Oleh karena itu, ia mengatakan buku sejarah yang disusun saat ini hanya berisikan peristiwa-peristiwa penting dari setiap periodesasi kepemimpinan. "Buku sejarah ini sifatnya tidak bisa menampung seluruh sejarah Indonesia secara keseluruhan, lebih merupakan highlight saja" kata dia. Fadli sempat berseloroh kalau peristiwa sejarah itu harus disertakan lengkap, maka membutuhkan sedikitnya 100 jilid.
Ia pun menegaskan bahwa proyek penulisan ulang sejarah yang ditargetkan rampung Agustus tahun ini tidak tergesa-gesa. Ia berpendapat naskah yang disusun hampir tujuh bulan tersebut bahkan bisa dikatakan sangat lambat dibanding terakhir kali ada revisi sejarah nasional. "Sudah terlambat kita karena sejak 1999 hingga kini tidak pernah ada satu penulisan sejarah dari sisi pemerintah," kata dia.
Sebelum resmi diterbitkan, Kementerian Kebudayaan akan menggelar rangkaian tour diskusi terbuka untuk mensosialisakan isi naskah sejarah nasional yang direncanakan akan menjadi hadiah ulang tahun Indonesia ke 80 dalam perayaan 17 Agustus nanti. Selain di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, diskusi publik itu akan digelar di tiga kota berbeda.
Ketiga kota tersebut di antaranya Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan pada 28 Juli, kemudian di Universitas Negeri Padang Sumatera Barat pada 31 Juli, dan 4 Agustus di Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan.
Uji publik ini menghadirkan para penulis, editor umum dan editor jilid yang terlibat dalam proyek penulisan ulang sejarah nasional. Diskusi publik ini juga bisa diikuti secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan di kanal YouTube Kementerian Kebudayaan. Adapun peserta yang ingin mengikuti uji publik harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu di https://linktr.ee/DPDPBSI2025.
Pilihan Editor: Dasco Bilang Tim Supervisi DPR Belum Beri Masukan Ihwal Penulisan Ulang Sejarah