TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Presiden Joko Widodo mengaku masih menjalani pemulihan dari sakitnya saat menghadiri reuni ke 45 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Sabtu, 26 Juli 2025. Jokowi diketahui menderita ruam di wajah karena efek alergi kulit setelah pulang dari Vatikan beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sela reuni, Jokowi mengatakan sempat menimbang-nimbang saat mendapat undangan reuni yang dihadiri puluhan alumni di aula Fakultas Kehutanan UGM itu. Reuni itu sedianya akan digelar selama dua hari, Sabtu-Minggu, 26-27 Juli 2025 dengan lokasi di kampus UGM dan hutan Wanagama Gunungkidul Yogyakarta yang dikelola Fakultas Kehutanan UGM.
Namun, Jokowi mengaku hanya bisa hadir pada hari pertama reuni saja karena kondisi kesehatannya belum sepenuhnya pulih. "Saya sebetulnya ingin (kumpul) dengan rekan-rekan semuanya sampai besok pagi, saya ini sebetulnya kondisinya (kesehatan) juga belum 100 persen," kata Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, selama tiga bulan terakhir, ia masih dalam proses pemulihan agar tubuhnya benar-benar bisa sehat seperti sedia kala. Namun ketika undangan reuni yang sudah digagas lama itu datang ia tak bisa menolak dengan beberapa pertimbangan.
Salah satunya, soal polemik dugaan ijazah palsu yang kini prosesnya sudah bergulir ke meja hijau. Jokowi khawatir ketika tak hadir dalam acara reuni itu, tuduhan dugaan ijazah palsu yang belakangan terus menyerang dirinya akan makin meluas.
"Jadi kemarin waktu di rumah ada Pak Bambang (alumni Fakultas Kehutanan UGM) bertanya datang enggak (di acara reuni) ? Kalau nggak datang pasti nanti tambah ditanyakan, jadi ini saya paksakan datang, betul,"
"Bayangkan kalau saya enggak datang ke acara reuni ini, nanti kalau semua 67 (sisa alumni) itu ngumpul semuanya, nah Jokowi di mana? Nah, akhirnya saya sampaikan saya akan datang, Inshaallah, saya hadir," kata Jokowi.
Dalam acara reuni itu Jokowi pun sempat mengeluarkan uneg-unegnya terkait polemik dugaan ijazah palsu yang dinilai terus menyerangnya beberapa waktu terakhir pasca lengser.
Jokowi mengatakan, persoalan polemik ijazah itu sebenarnya di luar nalar dan akal sehatnya. "Sebenarnya tak masuk logika, tapi kenyataannya seperti yang kita lihat hari ini," kata dia.
Jokowi melihat persoalan ijazah sebagai bagian manuver politik untuk menjatuhkannya. "Ini seperti tingkah politik, jadi saya teringat semua. Saya seperti curhat (curahan hati) banget, tapi curhat ke teman-temannya boleh, kan? Sekarang ini kuliahnya lama, bareng-bareng terus," kata dia.
Ketua Alumni Spirit 80 Fakultas Kehutanan UGM Arif Pramana mengatakan acara reuni ini sudah digagas sejak setahun silam. "Persisnya acara ini sudah digagas sejak syawalan setahun lalu," kata Arif.
Arif masih mengingat benar siapa saja alumni Fakultas Kehutanan UGM yang mulai kuliah pada tahun 1980 silam, di antaranya termasuk Jokowi.
"Kami ingat karena jumlah mahasiswanya saat itu hanya 88 orang, 80 laki laki dan 8 orang perempuan, saat itu semua masih kurus-kurus, rambut Pak Jokowi juga masih panjang," kata dia.
Arif mengatakan, forum alumni ini dibuat untuk merekatkan tali silaturahmi saja. Bukan untuk kepentingan lainnya.
"Dulu namanya mau dibuat Angkatan 80 saja, tapi Pak Jokowi usul namanya ada kata 'Spirit' jadilah 'Spirit 80'," kata dia.