Rahasia Diet Panjang Umur, Perhatikan Jenis Asupan Protein Ini

1 month ago 44
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit orang yang percaya bahwa diet tinggi protein adalah jalan pintas menuju tubuh bugar dan penampilan prima. Namun, studi dan pendapat para ahli kini menunjukkan bahwa jenis protein yang Anda konsumsi bisa berdampak besar terhadap usia harapan hidup.

Apakah Anda ingin hidup sehat hingga usia 100 tahun? Pertimbangkan kembali apa yang ada di piring Anda—terutama saat memasuki usia paruh baya.

Protein dan Hormon IGF-1: Apa Hubungannya dengan Penuaan?

Protein hewani dikenal kaya akan asam amino seperti arginin dan leusin. Namun menurut Dr. Joseph Antoun, CEO L-Nutra, protein jenis ini dapat meningkatkan kadar hormon IGF-1 (Insulin-like Growth Factor 1) secara signifikan.

“Protein hewani kaya akan arginin, leusin, dan mengandung rangkaian asam amino tertentu yang merangsang sekresi IGF-1, sedangkan protein nabati dalam jumlah yang sama cenderung tidak memicu jumlah IGF-1 yang sama,” ujar Antoun, dilansir New York Post

IGF-1 merupakan hormon yang diproduksi di hati dan berperan penting dalam proses pertumbuhan serta metabolisme tubuh. Hormon ini memang diperlukan untuk menjaga massa otot, terutama saat kita menua. Namun, kadar IGF-1 yang terlalu tinggi dalam jangka panjang justru dikaitkan dengan peningkatan risiko penuaan dini dan penyakit degeneratif.

Waktu Konsumsi Protein yang Tepat: Menyesuaikan dengan Usia

Kebutuhan protein dalam tubuh tidak bersifat statis. Menurut Dr. Antoun, jenis dan jumlah protein yang dikonsumsi sebaiknya disesuaikan dengan fase kehidupan.

“Sebelum usia 30 tahun, mengonsumsi daging dalam jumlah tertentu dalam pola makan nabati dianggap sehat. Begitu pula setelah usia 65 tahun, saat kemampuan tubuh menyerap makanan mulai menurun dan otot menjadi organ penting untuk umur panjang,” jelasnya.

Namun, bagi mereka yang berada dalam rentang usia 30 hingga 65 tahun, sebaiknya mulai lebih selektif.

“Antara usia 30 dan 65 tahun, konsumsi sumber protein yang sebagian besar berasal dari tumbuhan sangat dianjurkan,” ujar Antoun. Inilah masa di mana tubuh mulai membentuk penyakit kronis dan proses penuaan berlangsung lebih cepat.

Diet Panjang Umur: Kacang-Kacangan, Polong, dan Gaya Hidup Seimbang

Dr. Antoun mempopulerkan konsep Diet Panjang Umur (Longevity Diet) yang menitikberatkan pada protein nabati sebagai fondasi pola makan sehat jangka panjang.

“Diet Panjang Umur menekankan konsumsi protein nabati untuk mendukung massa otot tanpa lemak dan mengurangi peradangan, yang penting bagi kesehatan jantung dan metabolisme,” katanya.

Sumber protein dari kacang-kacangan, polong-polongan, biji-bijian, dan kacang utuh menjadi pilihan utama. Pola makan ini juga sejalan dengan diet Mediterania, pescatarian, hingga flexitarian—semua terbukti mendukung proses penuaan yang sehat.

Risiko ‘Tampak Tua Sebelum Waktu’ pada Diet Tinggi Daging

Meskipun tubuh berotot dan penampilan bugar kerap dijadikan simbol kesehatan, nyatanya konsumsi protein hewani secara berlebihan dapat mempercepat penuaan biologis. Dr. Antoun menyinggung fenomena ini dengan menyoroti para binaragawan.

“Diet berbasis hewani merangsang IGF-1 dan karenanya membantu konsumen tampak bagus dan berotot dalam jangka pendek, yang dipasarkan sebagai tanda kesehatan dan kekuatan — padahal sebenarnya, tubuh berada dalam 'mode bio-age yang dipercepat',” tuturnya.

“Binaragawan, misalnya, tampak hebat dalam jangka pendek, tetapi akhirnya tampak jauh lebih tua dari usia sebenarnya di usia 50-an dan 60-an.”

Dengan kata lain, investasi penampilan di usia muda bisa saja dibayar mahal dengan kualitas hidup yang menurun di usia lanjut.

Tidak Semua Protein Hewani Sama: Bandingkan Lemak dan Asam Aminonya

Perlu dicatat, protein hewani tidak semuanya berada di level yang sama. “Daging merah, ayam, dan ikan mengandung persentase leusin dan arginin yang berbeda,” jelas Antoun.

Daging merah, misalnya, mengandung lemak jenuh tinggi yang dikaitkan dengan risiko penyakit jantung. Sebaliknya, ikan justru kaya akan lemak tak jenuh yang lebih menyehatkan.

Jadi, meskipun tak harus menghindari protein hewani sepenuhnya, penting untuk memilih dengan cerdas dan mempertimbangkan dampaknya terhadap tubuh dalam jangka panjang. Menurut Antoun, mengonsumsi buncis di usia paruh baya bisa jadi tiket untuk menikmati burger lezat dengan tenang di masa pensiun.

Read Entire Article