Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis klinik rehabilitasi medik Raymond Posuma mengatakan stroke dapat memengaruhi berbagai fungsi motorik dan kognitif. Namun dengan terapi yang tepat, pasien memiliki peluang besar untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, berbicara, dan makan secara mandiri.
"Intervensi rehabilitatif yang terstruktur dan berkelanjutan dapat membantu pasien meminimalkan risiko disabilitas dan meningkatkan kualitas hidup mereka," kata dokter dari Bethsaida Hospital Gading Serpong dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut, rehabilitasi tidak hanya berfokus pada pemulihan gerak, tapi juga melatih ulang fungsi otak serta membangun kembali kemandirian dan kepercayaan diri pasien.
Rehabilitasi Bukan Cuma Latih Fisik, Juga Sistem Saraf
Raymond mengatakan pasien pascastroke yang menjalani rehabilitasi itu tidak hanya sebatas latihan fisik tapi bertujuan mengembalikan sistem saraf yang sempat terganggu.
"Pendekatan yang komprehensif, mulai dari fisioterapi, stimulasi kognitif, hingga dukungan psikologis, sangat penting untuk dilakukan secara bersamaan," kata Raymond dalam keterangan tertulis.
Untuk mendukung pasien mendapatkan terpadu, hadir pusat layanan rehabilitasi pertama di Indonesia yang terintegrasi langsung dengan rumah sakit bernama Stroke Assisted Living Center (SALC) oleh Bethsaida Healthcare.
"Di SALC, kami menyediakan layanan tersebut dalam satu sistem yang terpadu, sehingga pasien dapat memperoleh dukungan optimal untuk pemulihan mereka,” kata Raymond.