Liputan6.com, Jakarta - Menjalin hubungan dengan seseorang yang memiliki narcissistic personality disorder (NPD) alias gangguan kepribadian narsistik memang bukan perkara mudah. Di satu sisi, mereka bisa sangat memikat dan percaya diri. Tapi di sisi lain, perilaku mereka yang manipulatif, arogan, hingga kurang empati dapat membuat Anda merasa terkuras secara emosional.
NPD adalah kondisi kesehatan mental, bukan sekadar “sikap menyebalkan” atau tanda bahwa seseorang adalah “pasangan yang jahat.” Sayangnya, kondisi ini kerap tidak disadari oleh penderitanya—dan justru membuat pasangan atau orang terdekat mereka yang terkena dampaknya.
“Narsisme adalah gangguan di mana individu mengalami kesulitan mempertahankan harga diri yang realistis dan stabil, serta kerap memprioritaskan kebutuhan mereka sendiri di atas orang lain,” jelas Mark Ettensohn, PsyD, psikoterapis asal New York dan California, dilansir PsychCentral.
Jika Anda merasa terjebak dalam dinamika hubungan yang melelahkan dengan pasangan yang memiliki ciri-ciri narsistik, berikut enam cara sehat untuk menghadapinya—tanpa mengorbankan kesehatan mental Anda.
1. Pahami bahwa ini adalah gangguan, bukan pilihan pribadi
Salah satu langkah awal paling penting adalah memahami bahwa NPD adalah kondisi psikologis yang kompleks. Mereka mungkin bersikap menyakitkan atau merendahkan, tapi itu bukan sepenuhnya kesalahan Anda.
Mengenali ini sebagai gangguan bisa membantu Anda menghindari rasa bersalah atau kecenderungan untuk “memperbaiki” mereka.
“Memahami gangguan ini bisa membantu Anda membangun empati, tapi juga batasan,” kata Ettensohn.
2. Hindari mengidealkan pasangan
Orang dengan NPD bisa tampil menawan di awal hubungan. Mereka tahu bagaimana menarik simpati dan tampil sebagai pasangan ideal. Namun, penting untuk tetap realistis.
Coba perhatikan bagaimana mereka memperlakukan orang lain, apa kata mereka tentang hubungan sebelumnya, dan bagaimana respons mereka ketika Anda tidak menuruti kemauan mereka.
Jangan abaikan perasaan tidak nyaman Anda hanya demi mempertahankan hubungan.
3. Sampaikan perasaan Anda dengan tegas dan jelas
Orang dengan NPD sering kali tidak menyadari dampak dari ucapan atau tindakannya. Maka penting bagi Anda untuk menyampaikan jika merasa tersakiti atau tak dihargai.
“Melindungi diri dari pelecehan narsistik berarti tidak membiarkan orang lain merendahkan perasaan dan pikiran Anda,” tegas Ettensohn.
Kadang, pernyataan sederhana bisa cukup kuat. Contohnya, “Aku merasa tidak didengarkan,” atau “Perasaanku penting dan aku ingin kamu menghargainya.”
4. Tetapkan batasan, dan tegakkan
Beberapa orang dengan NPD memiliki kecenderungan untuk mengontrol pasangan secara berlebihan, mulai dari menginterupsi waktu pribadi hingga menuntut perhatian konstan.
“Gunakan komunikasi yang jelas dan bersedia untuk menjauh jika batasan tidak dihormati,” ujar Ettensohn.
Jika mereka kerap menghubungi Anda secara berlebihan saat Anda bersama teman atau keluarga, Anda bisa menegaskan: “Aku sedang bersama keluargaku sekarang. Aku akan hubungi kamu nanti.”
Jangan takut jika batasan Anda mendapat penolakan. Yang penting, Anda konsisten dan tegas.
5. Jangan bawa semua ucapan ke hati
Perilaku menyakitkan, kritik berlebihan, atau hinaan yang datang dari pasangan narsistik bukan cerminan diri Anda, tapi refleksi dari gangguan yang mereka alami.
Akan tetapi, bukan berarti Anda harus terus-menerus mentoleransi perlakuan buruk.
Latih ketahanan emosional dengan cara menjaga perspektif dan tidak menerima ucapan menyakitkan sebagai “kebenaran.” Anda berhak untuk dihargai, apapun kondisi pasangan Anda.
6. Bangun dukungan di luar hubungan
Salah satu ciri umum dalam hubungan dengan pasangan narsistik adalah adanya isolasi—baik secara emosional maupun sosial.
Mereka mungkin mencoba membatasi hubungan Anda dengan orang lain demi mempertahankan kontrol. Karena itu, penting untuk tetap menjalin hubungan sehat dengan keluarga, sahabat, atau komunitas yang bisa menjadi support system Anda.
“Jika Anda tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari pasangan, Anda berhak mencarinya dari lingkungan lain yang lebih suportif,” ungkap Ettensohn.
Jaga Batas, Jaga Diri
Menghadapi pasangan dengan ciri-ciri narsistik bukan berarti Anda harus terus berkorban dan menahan luka. Memahami bahwa ini adalah gangguan mental bisa menumbuhkan empati, tapi empati tidak boleh mengorbankan harga diri.
Menetapkan batasan, menjaga komunikasi sehat, dan tetap terhubung dengan dunia luar adalah langkah penting untuk tetap waras dan kuat dalam dinamika hubungan yang menantang ini.
Dan yang paling penting: jangan pernah merasa bersalah untuk memilih diri sendiri. Karena dalam hubungan apa pun, Anda tetap berhak untuk merasa aman, dihargai, dan dicintai—apa adanya.