Fakultas Kedokteran Baru: Apakah masih perlu?

7 hours ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Apakah masih perlu? (MI/Duta`)

ISU kekurangan dokter seakan sudah menjadi ratapan yang tak kunjung berakhir di negeri tercinta ini sejak puluhan tahun. Memang tidak sedikit puskesmas sampai saat ini tidak mempunyai tenaga dokter dan bebeberapa tenaga kesehatan lainnya, serta masih banyak juga rumah sakit umum daerah (RSUD) yang belum mempunyai beberapa dokter spesialis. Padahal, sebagian besar dari 144 fakultas kedokteran yang ada sekarang ini telah menghasilkan sekitar 12 ribu-13 ribu dokter baru.

Ironisnya, meskipun pertambahan dokter demikian banyak, setiap tahun masih ada 423 puskesmas dari 10.416 puskesmas yang ada (4.06%) tidak mempunyai tenaga dokter. Setiap kali pergantian pemerintahan, pemimpin negara, termasuk pergantian menteri kesehatan, tentu kita berharap hal ini akan dapat diatasi.

Dulu penulis masih ingat pernah menjadi dokter inpres (instruksi presiden), tak ubahnya seperti program wajib kerja dokter yang diawali sekitar akhir tahun 70’an dan awal tahun 80 an. Ketika itu, ratusan puskesmas di seluruh Tanah Air dapat segera terisi dokter karena dokter yang bersedia bertugas ke puskesmas dengan masa kerja minimal tuga tahun di luar Jawa dan lima tahun di pulau Jawa akan diberikan rewards berupa prioritas untuk melanjutkan pendidikan berbagai spesialisasi di institusi pendidikan kedokteran di Indonesia sepanjang memenuhi persyaratan.

Dokter yang akan berangkat ke puskesmas langsung diberikan biaya perjalanan, kemudian sampai di daerah kerjanya dokter tersebut menerima gaji dari pemerintah. Namun, sayangnya situasi seperti ini tidak ada lagi sekarang. Dokter yang baru lulus saat ini dipersilakan mencari pekerjaan sendiri apakah di puskesmas, RSUD, ataupun klinik swasta. Peluang untuk diangkat menjadi ASN sangat kecil sekali bergantung pada kebutuhan daerah. Sejatinya, dokter harusnya menjadi tenaga profesional yang strategis yang dapat berkontribusi untuk menyehatkan bangsa ini.

PERMASALAHAN DISTRIBUSI

Saat ini, menurut data dari Konsil Kedokteran Indonesia, jumlah dokter yang terregistrasi di Indonesia sebanyak 168.487 dokter umum dan 53.543 dokter spesialis (38 jenis spesialisasi). Berarti jumlah dokter umum, dokter spesialis-subspesialis saat ini sebanyak 222.030 orang. Angka itu belum termasuk dokter gigi (43.947) dan dokter gigi spesialis (5814).

Sering kali didengungkan bahwa rasio yang direkomendasikan WHO ialah 1 dokter untuk 1.000 penduduk. Nah, bila benar demikian, dengan penduduk sekitar 280 juta jiwa, kita minimal mempunyai 280 ribu dokter yang berarti masih kekurangan sekitar 60 ribu dokter lagi. Mungkin untuk merespons keadaan inilah tak heran mengapa Presiden Prabowo dalam salah satu pidatonya menyampaikan bahwa kita perlu mendirikan 300 fakultas kedokteran (FK) baru untuk mengatasi kekurangan dokter di negeri ini. Pertanyaannya: apakah dengan menambah FK baru akan merupakan solusi untuk mengatasi masalah kekurangan dokter? Jawabannya belum tentu.

Permasalahan sesungguhnya saat ini ialah penyebaran dokter yang tidak merata atau masalah distribusi (maladistribusi), bukan masalah produksi. Sebanyak 70% dokter spesialis-subspesialis berada di pulau Jawa, sedangkan yang tersebar di luar Jawa hanya sekitar 30% dari sekitar 53 ribu dokter spesialis-subspesialis.

Permasalahan ini memang tidak mudah untuk diatasi karena bergantung pada kebijakan beberapa pemangku kepentingan: Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi; Kementerian kesehatan; dan Kementerian Dalam Negeri karena tidak sedikit rumah sakit umum di daerah (RSUD) bergantung pada kebijakan dari pemerintah daerah (gubernur dan bupati).

Dengan kata lain, tidak ada kesesuaian antara supply and demand. Belum ada pemetaan (mapping) dan peta jalan yang jelas serta terperinci terkait dengan kebutuhan dokter dan dokter spesialis di tiap-tiap daerah merupakan salah satu kendala yang perlu diatasi segera.

LANTAS, BAGAIMANA SEBAIKNYA?

Untuk mengatasi kekurangan dokter, saat ini penyelesaiannya bukanlah dengan menambah banyak pendirian fakultas kedokteran (FK) baru. Menambah kuota penerimaan mahasiswa di tiap-tiap fakultas kedokteran yang ada lebih efektif walaupun dalam waktu bersamaan diperlukan peningkatan jumlah dosen dan fasilitas. Pendirian FK baru tidak otomatis dapat segera menambah produksi dokter karena masih diperlukan waktu 6-7 tahun lagi untuk menghasilkan dokter. Dalam 6-7 tahun ke depan, bukan tidak mungkin kita akan mengalami over supply dokter.

Akhirnya, pemerintah melalui kementerian terkait harus dapat memastikan bahwa semua dokter di negeri ini mendapat pekerjaan yang layak dengan pendistribusian yang merata. Tentu, harus mempersiapkan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai agar mereka dapat bekerja maksimal secara profesional. Sangat diperlukan penyusunan strategi sumber daya manusia kesehatan, khususnya dokter yang realistis untuk menjawab tantangan masalah kesehatan global di masa depan. Semoga

Read Entire Article