Yahya Staquf Kumpulkan Badan Otonom NU di Gedung PBNU, Bahas Apa?

3 days ago 13

DUA kubu kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU menggelar rapat di gedung milik ormas terbesar di Indonesia itu di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat pada Selasa, 2 Desember 2025.

Kubu Yahya Cholil Staquf yang sudah dinyatakan tak berhak lagi memegang tampuk pimpinan PBNU oleh syuriyah, menggelar rapat dengan pengurus badan-badan otonom NU di lantai 8. Pertemuan dihadiri oleh 18 pengurus Badan Otonom NU.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Sekretaris Jenderal PBNU Amin Said Husni menyatakan pertemuan tersebut dimaksudkan untuk menindaklanjuti arahan Forum Silaturahim para Kiai yang meminta seluruh jajaran NU tetap fokus menjalankan tugas masing-masing, meski organisasi tengah dilanda perpecahan.

"Kami mengundang seluruh pimpinan badan-badan otonom dan juga lembaga-lembaga untuk memberikan arahan kepada mereka," kata dia saat ditemui seusai pertemuan. 

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBNU Ulil Abshar Abdalla menambahkan,  Yahya Staquf sempat menegaskan kepada para pengurus Badan Otonomi NU bahwa ia masih Ketua Umum PBNU yang sah. Ulil berujar Yahya juga meminta para pengurus yang hadir mengabaikan polemik yang terjadi serta fokus pada program kerja. 

"Jadi kami mengkoordinasi semuanyalah, intinya pokoknya memberikan semangat kepada kawan-kawan tidak usah kendor kerjanya walaupun ada situasi seperti sekarang," tutur dia. 

Adaun kubu Syuriyah PBNU juga menggelar pertemuan di lantai 4 gedung yang sama. Rapat itu dihadiri oleh petinggi Syuriyah seperti Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, Katib Syuriyah Asrorun Niam, kemudian Rais PBNU Muhammad Cholil Nafis, Muhammad Nuh, dan sejumlah pengurus lainnya. 

Ulil dan Amin juga mengaku mengetahui pertemuan pengurus tersebut. Namun keduanya sama-sama tidak sempat bertegur sapa dengan pengurus dari Syuriyah. "Kami sebagai salah satu pengurus harian tentu tahu, tapi kita tidak mencampuri," kata Ulil. 

Adapun jajaran Syuriyah enggan berkomentar soal pertemuan tersebut. Asrorun Niam dan Muhammad Cholil Nafis menolak diwawancarai saat ditemui seusai rapat. Pantauan Tempo, pertemuan jajaran syuriyah selesai lebih malam dibanding pengurus tanfidziyah. 

Organisasi Islam terbesar di Indonesia ini belakangan diterpa konflik internal. Syuriyah—lembaga pengarah dan pengawas organisasi--memecat Yahya dari jabatan Ketua Umum PBNU. Pemecatan itu tercantum dalam Surat Edaran Nomor: 4785/PB.02/A.II.10.01/99/11/2025. Surat itu menyatakan bahwa per 26 November 2025, Yahya tidak lagi berstatus Ketua Umum PBNU, dan kepemimpinan sementara akan diambil oleh Rais Am. 

Yahya menolak keputusan tersebut. Ia menilai surat edaran pemberhentian itu tidak memenuhi syarat administrasi organisasi dan berstatus draf. Konflik internal PBNU ini pun masih berlanjut hingga kini. Kedua kubu, yaitu jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah, saling mengklaim kepemimpinan organisasi yang sah. 

Read Entire Article