TNI Bakal Evaluasi Prosedur Penerjunan Usai Prajurit Marinir Gugur

1 month ago 49

TENTARA Nasional Indonesia (TNI) akan mengevaluasi prosedur penerjunan setelah gugurnya Prajurit Kepala Marinir (Praka Mar) Zaenal Mutaqim, personel Detasemen Intai Para Amfibi 1 (Denipam 1) Korps Marinir. Insiden terjadi dalam rangkaian kegiatan memperingati HUT ke-80 TNI, Kamis, 2 Oktober 2025.

Kepala Pusat Penerangan Mayor Jenderal Freddy Ardianzah mengatakan evaluasi akan mencakup keterampilan, kemampuan, hingga aspek teknis prosedur operasi standar (SOP). “Akan terus dievaluasi, baik dari sisi keterampilan, kemampuan, kemudian teknis yang tadi sampaikan SOP (Standar Operasional Prosedur) nya itu,” ujar dia di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis, 9 Oktober 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Freddy menjelaskan kecelakaan terjadi saat proses penerjunan dari pesawat menuju laut di Teluk Jakarta. Ia pun mengaku pernah mengalami kejadian serupa saat berpangkat Mayor, bahkan nyaris meregang nyawa.

“Saya pribadi pernah merasakan itu, di pangkat Mayor saya pernah seperti itu dan pernah nyaris meninggal,” kata Freddy.

Menurut Freddy, kemungkinan seperti tabrakan antar-penerjun di udara bisa terjadi, seperti posisi dan waktu pembukaan parasut yang bersamaan atau rotasi tubuh (spin) saat keluar dari pesawat. “Kadang itu karena leveling pada saat pencabutannya bersamaan. Kemudian bisa juga karena faktor begitu dia exit habis itu spin, sehingga menabrak penerjun yang lain. Jadi ada beberapa faktornya,” ujar dia.

Lebih lanjut, Freddy mengatakan Zaenal sempat membuka parasut dan mendarat di laut dalam kondisi sadar. Namun, kondisinya menurun saat proses evakuasi. “Kemarin almarhum sempat nyabut (parasut), kemudian mendarat di laut, kondisi pada saat itu sadar tapi memang kondisinya mengigau seperti itu,” kata dia. 

Zaenal gugur saat menjalani latihan penerjunan Rubber Duck Operations (RDO) dalam rangka persiapan HUT ke-80 TNI. Insiden terjadi pada tahap pengembangan parasut, saat Zaenal mendarat di laut dan segera dievakuasi tim pengaman laut ke posko kesehatan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.

Tim medis berusaha menyelamatkan nyawanya selama dua hari, tetapi Zaenal dinyatakan meninggal pada Sabtu, 4 Oktober 2025 pukul 03.01 WIB. Jenazahnya dimakamkan secara militer di kampung halamannya di Grobogan, Jawa Tengah. Peristiwa dua Oktober itu merupakan gladi kotor yang dilakukan TNI, kemudian keesokan harinya TNI melaksanakan gladi bersih. 

Read Entire Article