Titiek Soeharto Minta Pemerintah Tindak Tegas Pelaku Beras Oplosan

4 weeks ago 20
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi meminta pemerintah mengusut tuntas kasus beras oplosan yang merugikan masyarakat. Sosok yang akrab disapa Titiek Soeharto ini menyesalkan praktik kecurangan di tengah upaya pemerintah mendorong swasembada pangan nasional.

“Tentunya ini merugikan masyarakat—beras kualitas rendah dicampur dengan yang bagus lalu dijual sebagai beras premium,” kata Titiek melalui keterangan tertulis di laman Partai Gerindra pada Kamis, 17 Juli 2025. Titiek menilai, praktik pengoplosan beras tak hanya merugikan konsumen dari sisi ekonomi, tetapi juga mencederai kepercayaan publik terhadap komoditas pangan utama seperti beras. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Titiek menekankan pentingnya tindakan tegas dari pemerintah, terutama Kementerian Pertanian, dalam menangani kasus ini. Dia juga menegaskan bahwa penindakan hukum terhadap pelaku tidak boleh tebang pilih. “Itu perusahaan besar atau kecil. Harus ditindak ya, kalau memang terbukti ngoplos,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Mantan istri Presiden Prabowo Subianto ini mengatakan bahwa Komisi IV akan terus mengawasi perkembangan kasus ini. DPR, kata dia, juga akan memastikan pemerintah serius dalam menjaga integritas rantai distribusi pangan demi kepentingan konsumen.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan beras oplosan yang merugikan masyarakat hingga Rp 99,35 triliun. Hal ini ia sampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pada Rabu, 16 Juli 2025.

 Amran Sulaiman mengatakan, temuan ini berawal dari adanya anomali harga beras sekitar 1-2 bulan lalu. Harga di tingkat petani dan penggilingan turun, tetapi justru harga di tingkat konsumen naik. “Harusnya kalau petani naik, baru bisa naik di tingkat konsumen,” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. 

Sementara itu, ujar Amran, Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya memperkirakan produksi beras naik 14 persen atau 3 juta ton lebih. “Ada surplus 3 juta ton lebih dari kebutuhan, tetapi harga naik. Sehingga kami mencoba mengecek di seluruh Indonesia, ada 10 provinsi penghasil beras terbesar,” katanya. 

Kementerian mengecek 268 merek beras di 10 provinsi penghasil beras terbesar seluruh Indonesia. Sampel beras itu kemudian diperiksa di 13 laboratorium. 

Untuk beras premium, kementerian mengecek 136 merek. Hasil temuan menunjukkan ada 85,56 persen beras premium yang mutunya tidak sesuai. Sementara 59,78 persen tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), dan 78,14 persen tidak sesuai berat kemasan. 

Menurut Anggota Komisioner Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam, kasus pengoplosan seperti ini bukan kali pertama terjadi. "Kita pernah punya pengalaman minyak dan gula (oplosan). Sekarang kasusnya beras (oplosan)," ujar Anam ketika ditemui di Ancol, Rabu, 16 Juli 2025.

Anam menilai, kasus pengoplosan semacam ini biasanya dilakukan oleh produsen-produsen pangan yang berskala besar. "Ketika main pangan selalu (produsen) besar, nggak mungkin kecil," ujar Anam kepada para wartawan. 

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Helfi Assegaf mengungkapkan, Badan Reserse Kriminal Polri memeriksa empat produsen dan distributor beras yang diduga melanggar mutu dan takaran. 

Keempat perusahaan itu yakni yakni Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group). Pemeriksaan dilakukan pada Kamis, 10 Juli 2025 dan berlanjut Senin, 14 Juli 2025. "Ada (pemeriksaan lagi)," ujar Helfi, Senin, 14 Juli 2025 lalu.

Read Entire Article