INFO NASIONAL - Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta telah menuntaskan janjinya merekrut Pasukan Putih yang ditempatkan ke berbagai Puskesmas Pembantu (Pustu) Kelurahan seantero kota. Setelah menjalani proses perekrutan pada September silam, setiap Pustu mendapat jatah dua tenaga pendamping kesehatan.
Antusiasme warga untuk bergabung sebagai Pasukan Putih cukup tinggi. Dinkes mencatat ribuan pelamar mengikuti seleksi sejak awal September 2025. Di Jakarta Timur saja, tercatat 3.700 orang mendaftar untuk 146 formasi, sementara di Jakarta Barat ada 1.750 pelamar untuk 134 posisi.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Secara keseluruhan, pemerintah provinsi merekrut 584 tenaga pendamping kesehatan yang kini ditempatkan di seluruh wilayah Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu. Mereka berstatus Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) dan bertugas memberikan layanan kesehatan berbasis komunitas di tiap kelurahan.
Puskesmas Pembantu (Pustu) Kelurahan Kayu Manis menjadi salah satu lokasi penempatan Pasukan Putih di bawah koordinasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. Dua tenaga pendamping kesehatan yang bertugas di sana adalah Vinda Ayu Sa’idah dan Mohammad Ridho Aji.
Anggota Pasukan Putih Vinda Ayu Sa'diah bersama tim kesehatan dari Puskesmas Pembantu Kayu Manis, melakukan kunjungan kepada warga penderita stroke di RW 5, Kelurahan Kayu Manis, Jakarta Timur, pada Senin, 21 Oktober 2025. TEMPO/Lourentius EP
Penjabat Pasukan Putih sekaligus koordinator mereka, Nurul Huda, mengatakan penempatan sepasang petugas—pria dan perempuan—dipertimbangkan agar pelayanan kepada warga lebih sesuai dan berempati. “Kalau pasien pria tentu lebih nyaman ditangani petugas pria, demikian juga sebaliknya. Supaya warga tidak merasa risih,” ujarnya saat dikunjungi Tempo pada Selasa, 21 Oktober 2025.
Ada sejumlah kriteria bagi warga yang berhak menerima layanan Pasukan Putih. Program ini diprioritaskan bagi warga ber-KTP sesuai domisili kelurahan tempat mereka tinggal. “Kalau KTP-nya Bekasi, meski tinggal di Kayu Manis, tetap tidak bisa. Harus benar-benar warga dengan KTP dan domisili Kayu Manis,” ucap Nurul, atau lazim disapa Arul.
Selain itu, penerima layanan umumnya lansia, penyandang disabilitas total, atau warga dengan tingkat kemandirian rendah. Kriteria itu merujuk pada nilai Assessment Kemandirian Sosial (AKS) 0–8, yakni mereka yang tidak mampu menjalani aktivitas dasar sehari-hari tanpa bantuan, seperti makan, mandi, atau berpindah tempat. “Kalau kebutuhan personal hygiene-nya harus dibantu, maka merekalah yang menjadi sasaran kunjungan kami,” tutur Arul.
Kepala Pustu Kelurahan Kayu Manis, dokter Yosui Eka Kurniawati, menambahkan bahwa Sudin juga mempertimbangkan domisili petugas baru Pasukan Putih agar lebih efektif memberikan pelayanan. Rumah Ridho atau Edo berada di Kelurahan Kayu Manis, sedangkan Vinda di kelurahan sebelah, Utan Kayu Selatan.
“Masyarakat perlu tahu bahwa Pasukan Putih adalah tenaga pendamping, karena itu disebut caregiver. Mereka bukan tenaga kesehatan ahli,” kata dokter kelahiran Medan itu. Setiap kunjungan lapangan tetap didampingi tenaga medis dari puskesmas yang membimbing sekaligus melatih mereka dalam melayani pasien. Menurut Yosui, kehadiran Pasukan Putih sangat membantu warga yang kesulitan mengakses layanan kesehatan. Petugas bisa datang langsung ke rumah pasien untuk memantau kondisi dan membantu perawatan dasar. Kolaborasi juga dilakukan dengan pihak kelurahan agar data warga penerima layanan selalu terbarui.
“Kalau pasien kehabisan obat, kami bantu memberikan obat lanjutan selama masih tersedia di puskesmas,” ujarnya. Selain itu, Pasukan Putih turut membantu mengurus surat rujukan ke rumah sakit bila masa rujukan pasien sudah habis, sehingga warga tak perlu lagi repot datang ke puskesmas.
Kepala Puskesmas Kelurahan Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur dr. Yosui Eka Karuniawati. TEMPO/Lourentius EP
Siang itu, setelah berbincang di Pustu, dr. Yosui bersama Nurul Huda, Vinda, dan tim Tempo berjalan kaki menuju rumah salah satu warga penerima layanan, Muhammad Sa’ud, yang bermukim di RT 003 RW 05, Kelurahan Kayu Manis.
Jarak menuju rumahnya lebih dari 1 kilometer dengan waktu tempuh 15 menit jalan kaki. Perjalanan menembus lorong-lorong padat, sebagian hanya selebar tubuh orang dewasa. Di beberapa titik, rombongan harus berjalan beriring satu per satu di antara tembok rumah yang rapat.
Rumah Sa’ud tepat di ujung simpangan antara gang yang hanya sanggup dilintasi satu motor. Lebar teras rumahnya sekitar 1,5 meter. Sa’ud sedang berbaring di kasur beralas lantai di ruang tamu. Vinda dan tim dari puskesmas tidak dapat melakukan pemeriksaan karena ruangan itu terlalu sempit, sehingga Sa’ud dibopong ke kursi roda dan pemeriksaan berlangsung di teras.
Vinda, tenaga Pasukan Putih yang baru dua pekan bertugas, mulai memeriksa tekanan darah Sa’ud. Ia juga mengingatkan pasiennya agar rutin menggerakkan tangan dan kaki kiri yang lumpuh. “Sedikit demi sedikit, supaya ototnya tidak kaku,” kata Vinda sambil membantu Sa’ud melakukan peregangan ringan.
Sa’ud, 56 tahun, menderita stroke sejak beberapa pekan lalu. Tubuhnya mendadak lemas setelah beberapa hari sulit tidur. “Begitu bangun, tangan kiri sudah nggak bisa digerakkan,” ujarnya lirih.
Setelah menjalani perawatan di RS Carolus selama delapan hari, Sa’ud kini menjalani terapi di rumah dengan pendampingan Pasukan Putih. “Saya senang sekali ada pasukan putih. Mereka bantu saya, jadi nggak perlu repot ke puskesmas,” tuturnya. Sesekali ia menatap istrinya yang duduk di ruang tamu. Suaranya bergetar ketika berkata, “Saya bersyukur punya istri yang pengertian. Saya ingin cepat sembuh supaya bisa kerja lagi.”
Vinda ikut terharu mendengar kisah Sa’ud. Kendati begitu, ia senang melihat semangat ingin sembuh tersebut. “Minggu kemarin ngangkat kaki saja susah, sekarang sudah bisa nendang. Itu kebanggaan tersendiri buat saya,” katanya. Ia tahu, proses pemulihan tak hanya soal latihan fisik, tapi juga dukungan moral dari keluarga. “Istrinya sabar banget, walau kadang diomelin juga sama Pak Sa’ud. Saya bilang, ‘Pak, jangan sering-sering omelin istri,’” ujarnya sambil tersenyum.
Dari pengalaman itulah Vinda mulai memahami makna pekerjaannya sebagai Pasukan Putih. “Senang, bisa ketemu pasien dan memantau kondisi mereka, serta melihat perkembangannya,” kata dia.
Sebelum menjadi petugas pendamping kesehatan, perempuan 27 tahun itu bekerja di perusahaan farmasi. “Saat dengar ada program ini, saya tertarik. Kebetulan bapak saya juga sakit diabetes, jadi sekalian kerja, sekalian belajar mengurus orang tua.”
Setiap pagi Vinda berangkat dari rumah menuju puskesmas yang berlokasi di RW 2 Kelurahan kayu Manis dengan sepeda motor. Dari sana, ia bersama rekannya, Edo, berkeliling melakukan kunjungan rumah. “Kadang jalan kaki kalau dekat, tapi kalau jauh ya bawa motor. Biasanya dua pasien langsung kami kunjungi,” tuturnya. Hampir setiap hari mereka turun ke lapangan, mendatangi warga satu per satu. Ia berharap program Pasukan Putih terus berjalan. “Masyarakat senang banget waktu kami datang. Banyak yang bilang terbantu karena nggak perlu ke puskesmas. Terima kasih untuk Pemprov, untuk Pak Gubernur yang sudah melahirkan program ini. Semoga terus berlanjut,” ujar Vinda.
Dalam sejumlah kesempatan, Gubernur Pramono Anung menegaskan program ini merupakan bagian dari upaya menghadirkan layanan kesehatan yang lebih dekat dengan warga. “Kami ingin setiap warga Jakarta, tanpa terkecuali, mendapat pendampingan dan perhatian kesehatan langsung dari lingkungannya sendiri,” harap pemimpin kelahiran Kediri itu. (*)























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355540/original/097533400_1758342203-G0_TgSNW8AADM8o.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379757/original/042945100_1760361661-1.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5366183/original/028563300_1759219654-Xiaomi_17_Pro_dan_17_Pro_Max.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376794/original/076134300_1760056024-2.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5375609/original/083197200_1759973431-WhatsApp_Image_2025-10-08_at_18.16.54.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354573/original/075950200_1758257804-20250917_142736.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1989251/original/088669100_1520911734-Manchester-United-Sevilla4.jpg)