Sederet Fakta Banjir dan Longsor di Sumatera Utara

1 week ago 12

CUACA ekstrem yang melanda Sumatera Utara sejak 25 November 2025 memicu terjadinya bencana banjir dan longsor di empat kabupaten, yakni Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan banjir yang terjadi dalam dua hari kemarin mengalir cukup deras dan menghantam rumah warga.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Bencana itu menyeret kendaraan hingga infrastruktur lain yang dilewatinya. “Arus air juga membawa material seperti lumpur, batang pohon, puing bangunan, dan sampah rumah tangga,” kata Abdul melalui keterangan tertulisnya pada Rabu, 26 November 2025.

Bencana ini menyebabkan sejumlah orang meninggal serta ribuan unit rumah terdampak. Berikutnya fakta-faktanya:

Belasan Warga Meninggal

Dari wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, bencana banjir dan tanah longsor telah menyebabkan delapan warga meninggal, 58 luka-luka dan 2.851 warga terpaksa harus mengungsi. "Dari Tapanuli Selatan, banjir dan tanah longsor menyebabkan delapan warga meninggal dunia," kata Abdul.

Korban luka, kata dia, juga tercatat di wilayah Sibolga. Para korban saat ini tengah menjalani penanganan medis oleh tim kesehatan. Abdul menggarisbawahi, seluruh pendataan termasuk jumlah korban jiwa bersifat sementara. Data masih berpotensi mengalami perkembangan berdasarkan hasil kaji cepat di lapangan.

Data yang dihimpun dari Polda Sumatera Utara mencatat bahwa sebanyak 4 warga di Tapanuli Tengah meninggal akibat bencana ini. Sementara itu, di Sibolga dilaporkan 5 tewas dalam kejadian ini.

"Data sementara 4 meninggal di Tapanuli Tengah, dan 5 di Sibolga. Selain itu, 2.543 kepala keluarga (KK) terdampak, 445 diantaranya mengungsi, serta sejumlah badan jalan terputus,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumut Komisaris Besar Ferry Walintukan dalam keterangan tertulis, Rabu 26 November 2025.

Dalam pernyataannya, Ferry Walintukan mengatakan bahwa ada 3 orang yang tertimbun material longsor di Tapanuli Tengah. Kemudian 4 orang masih dalam pencarian di Kota Sibolga. Menurut Polda Sumut, bencana tanah longsor terjadi di 38 lokasi dan banjir di 24 lokasi di delapan kabupaten/kota di Sumut.

Mayat Korban Sempat Tak Bisa Dimakamkan

Salah satu warga di Kabupaten Tapanuli Selatan tepatnya di Kecamatan Batang Toru, Azis Hasibuan mengatakan, kondisi di tiga desa yakni Garoga, Desa Huta Godang dan Desa Aek Ngadol saat ini lumpuh total.

Akibatnya masyarakat mengalami kendala saat hendak mengubur jenazah korban. "Mayat korban banjir tidak bisa dimakamkan karena air masih tinggi dan tak bisa dilalui. Bantuan Bupati Tapsel dan Pemprov Sumut juga belum datang." kata Azis kepada Tempo, Rabu 26 November 2025.

Kepala Puskesmas Batang Toru, Elida Batubara, mengatakan, data sementara korban meninggal akibat banjir bandang kecamatan itu berjumlah 6 orang. Namun Elida memperkirakan masih ada korban meninggal yang belum ditemukan. Identitas enam korban banjir bandang yaitu, Selvi; Tiurmeli Manalu bersama suaminya; Nurhafizah; Ros Siregar dan satu mayat belum teridentifikasi.

Kerusakan Bangunan dan Kerugian Material

Di Tapanuli Utara, bencana banjir dan tanah longsor telah menyebabkan kerugian material terhadap 50 bangunan rumah tinggal, bahkan menyebabkan dua jembatan penghubung terputus. BPBD dan tim gabungan melakukan pendataan dan merekomendasikan jalur alternatif Pangaribuan-Silantom sebagai akses jalan sementara.

Di wilayah Tapanuli Tengah, sebanyak 1.902 unit rumah terdampak banjir di sembilan kecamatan, antara lain Kecamatan Pandan, Sarudik, Badiri, Kolang, Tukka, Lumut, Barus, Sorkam dan Pinangsori. BPBD Tapanuli Tengah dan tim gabungan mendirikan tenda pengungsi serta mendistribusikan bantuan sembako kepada warga terdampak.

"Seluruh pendataan seperti jumlah warga dan wilayah terdampak bersifat sementara. Data masih berpotensi mengalami perkembangan sesuai dari hasil kaji cepat lanjutan di lapangan," ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Dia menyebut BNPB terus memonitor perkembangan situasi di wilayah Tapanuli Raya serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk percepatan penanganan darurat. Bagi warga yang tinggal di sekitar lereng perbukitan, bantaran sungai, dan wilayah rawan longsor dapat melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman apabila hujan lebat mengguyur wilayah tempat tinggal lebih dari satu jam.

Sahat Simatupang, Andi Adam Faturahman dan Alif Ilham Fajriadi berkontribusi dalam tulisan ini
Read Entire Article