Mensos Gus Ipul Sambut Baik Transformasi dari Oxfam ke Penabulu

2 weeks ago 8

INFO NASIONAL – Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul bersyukur adanya transformasi kepemimpinan dari Oxfam ke kepemimpinan lokal lewat Penabulu untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat rentan. Mensos juga berterima kasih karena Oxfam telah berkontribusi selama 6 dekade di Indonesia.

"Kami merasa senang dan bahagia, Kementerian Sosial (Kemensos) telah didampingi selama sekian tahun, lahir tahun 1942, masuk Indonesia tahun 1957, dan terus memberikan kontribusi bagi pembangunan Indonesia. Untuk itu, kita berterima kasih," kata Mensos Gus Ipul di kantor Kemensos, Jakarta, Kamis, 20 November 2025.

Oxfam selama ini berkontribusi untuk membela masyarakat yang berada paling bawah atau desil 1 sampai 3. Oxfam juga telah melewati 3 orde di Indonesia yaitu Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi. "Jadi, cara memahaminya itu bagus, bertransformasi ke kepemimpinan lokal, dan kita menyambut baik," ujarnya.

Oxfam kata Gus Ipul tak hanya membantu manusianya saja, tapi juga lokus atau wilayahnya. Contohnya, Oxfam sarana prasarana masyarakat seperti air bersih, listrik, jalan desa, dan lainnya. "Kementerian sosial ditugaskan untuk membela, memfasilitasi, melayani, membantu mereka-mereka yang berada di bawah garis kemiskinan," katanya.

Kemensos, lanjut dia, juga memiliki cara kerja sebagai terjemahan dari mandat Presiden. Kinerja Kemensos ia pastikan bersentuhan dengan Oxfam.

"Pertama tentu ini belum ada di tahun 1957 kita belum memiliki data waktu itu, gelap. Kalau sekarang, alhamdulillah dengan banyak teknologi ya, didasarkan pengalaman yang ada pada era Presiden Prabowo ini kita sudah memiliki data tunggal yang belum pernah kita miliki sejak Indonesia Merdeka atau lebih komplitnya dengan acara ini sejak Oxfam datang ke sini, kita belum memiliki data tunggal," katanya.

Gus Ipul berharap kepada para pelaku perubahan yang hadir agar bisa mengacu pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sehingga, semua program baik dari pemerintah dan civil society bisa diintegrasikan menjadi satu. "Mana yang belum bisa dijangkau oleh pemerintah, dijangkau oleh teman-teman pelaku perubahan," katanya.

Dia pun mengundang para pelaku perubahan untuk ikut memutakhirkan data yang saat ini dikelola Badan Pusat Statistik (BPS) lewat berbagai saluran. Ia terbuka terhadap kritik, saran, usulan, sanggahan dari masyarakat luas terkait verifikasi dan validasi data. "Sehingga keluhan-keluhan tidak tepat sasaran ke depan bisa kita kurangi secara terus menerus," katanya.

Menurut dia, negara memiliki keterbatasan, karena itu pemerintah bermitra dengan masyarakat termasuk masyarakat global. Langkah Oxfam selama 6 dekade menunjukkan Indonesia tidak hanya bertahan, tapi bangkit, memimpin, dan menyalakan arahan baru.

"Mari kita teruskan apa-apa yang sudah baik selama ini yang telah dilakukan oleh Oxfam. Dan terus kita bersama-sama dengan seluruh pelaku perubahan untuk membuat Indonesia lebih maju, lebih sejahtera, lebih makmur, dan menjadi salah satu negara kuat di masa yang akan datang. Sukses selalu. Terima kasih atas jasa-jasa Oxfam di Indonesia selama 60 tahun lebih," katanya.

Country Director Oxfam di Indonesia, Maria Lauranti mengatakan, Oxfam hadir sebagai respons terhadap krisis saat Perang Dunia ke-2. Oxfam telah beroperasi selama 82 tahun di 90 negara. "Dari semangat kerelawanan, berkumpulah sekelompok mahasiswa dan ingin memberikan bantuan atas solidaritas kepada kelompok-kelompok yang rentan," katanya.

Oxfam berdiri di Indonesia sejak 1957. Mulanya Oxfam merespons bencana, seiring berjalannya waktu, Oxfam mendukung program pengentasan kemiskinan, menjadi mitra pembangunan, dan menjadi mitra setia Kemensos. "Kami sadar betul, kami memiliki peran untuk mendukung mandat pemerintah bagi kesejahteraan Indonesia," katanya.

Maria mengatakan Oxfam berupaya membawa perubahan yang konkret dan bermanaaf bagi masyarakat. Contohnya, Oxfam menghadirkan air bersih di Desa Pandan Indah di NTB. "Kerja-kerja ini adalah kerja bersama Kementerian Sosial Republik Indonesia," katanya.

Dia memahami Oxfam sebagai mitra pembangunan bagi pemerintah Indonesia untuk mencapai agenda pembangunan, keadilan gender, ekonomi, iklim, dan pemenuhan hak di masa krisis. Ia berterima kasih kepada Kemensos dan tim perizinan orang asing yang selama ini membersamainya.

"Kami percaya bahwa transformasi yang saat ini terjadi bersama yayasan Penabulu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan ini adalah representasi dari kekuatan yang mengakar secara lokal dan terhubung secara global. Selamat kepada Yayasan Penabulu yang dititipkan amanat untuk menguatkan ruang masyarakat sipil. Ini adalah awal sebuah era kepemimpinan lokal untuk masa depan yang setara," kata dia. (*)

Read Entire Article