Menkomdigi Minta Operator Seluler Perbaiki BTS Terdampak Bencana

1 week ago 17

MENTERI Komunikasi dan Digital Meutya Hafid meminta operator seluler segera melakukan perbaikan pada instalasi Base- Transceiver Station (BTS) di daerah yang terdampak bencana. Menurut dia, BTS yang terdampak rata-rata milik operator seluler.

"Kami meminta mereka terus memantau dan segera melakukan perbaikan," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 27 November 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Dia juga meminta operator seluler menginformasikan kepada masyarakat titik-titik BTS yang terdampak. Operator seluler juga harus aktif menginformasikan kepada pengguna bila ada gangguan. 

"Operator seluler juga proaktif kepada penggunanya untuk selalu memberi tahu jika ada gangguan-gangguan. Mudah-mudahan cepat diperbaiki," kata dia. 

Komdigi sudah menampilkan daftar lokasi BTS yang terdampak berdasarkan laporan operator seluler. Daftar itu bisa diakses di situs resmi Komdigi. 

Dalam rilis resminya, Komdigi menyampaikan adanya gangguan komunikasi di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga, Provinsi Sumatra Utara (Sumut) akibat bencana banjir di wilayah tersebut.

Pihak Komdigi melalui Pusat Monitoring Telekomunikasi telah berkoordinasi dengan operator seluler yang terdiri atas PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk dan PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk., terkait kemungkinan terjadinya gangguan layanan telekomunikasi pada lokasi bencana tersebut.

"Gangguan layanan telekomunikasi yang disebabkan oleh banjir telah berdampak pada matinya 495 site atau sekitar 1,42 % dari total 34660 site eksisting di Provinsi Sumatera Utara," dikutip dari pernyataan Komdigi pada Kamis, 27 November 2025.

"Site yang terdampak dan mengalami gangguan (down) disebabkan oleh terputusnya aliran listrik dari PLN dan gangguan transmisi," ungkap Komdigi. 

Komdigi pun menyampaikan bahwa operator seluler sedang berupaya untuk memulihkan site yang terdampak akibat terputusnya aliran listrik dari PLN dengan menggunakan genset sebagai catu daya alternatif sampai aliran listrik kembali normal, namun, masih terkendala oleh akses jalan yang masih terkena dampak banjir sehingga menghambat mobilisasi genset ke lokasi.

"Operator seluler juga telah berupaya untuk memulihkan site yang down akibat gangguan transmisi dengan melakukan routing ke beberapa titik yang masih dapat terlayani dan saat ini masih dilakukan verifikasi untuk pengecekan lebih lanjut," ujar Komdigi.

Hujan ekstrem melanda berbagai daerah di Indonesia beberapa waktu lalu. Di Sumatera Utara, hujan ekstrem sejak 25 November 2025 memicu terjadinya bencana banjir dan longsor di empat kota/kabupaten, yakni Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan banjir yang terjadi dalam dua hari kemarin mengalir cukup deras dan menghantam rumah warga.

Bencana itu menyeret kendaraan hingga infrastruktur lain yang dilewatinya. “Arus air juga membawa material seperti lumpur, batang pohon, puing bangunan, dan sampah rumah tangga,” kata Abdul melalui keterangan tertulisnya pada Rabu, 26 November 2025.

Data yang dihimpun dari Polda Sumatera Utara mencatat bahwa sebanyak 4 warga di Tapanuli Tengah meninggal akibat bencana ini. Sementara itu, di Sibolga dilaporkan 5 tewas dalam kejadian ini. "Data sementara 4 meninggal di Tapanuli Tengah, dan 5 di Sibolga. Selain itu, 2.543 kepala keluarga (KK) terdampak, 445 diantaranya mengungsi, serta sejumlah badan jalan terputus,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumut Komisaris Besar Ferry Walintukan dalam keterangan tertulis, Rabu 26 November 2025.

Sementara curah hujan tinggi sejak beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir setidaknya di 9 kota dan kabupaten di Provinsi Aceh. Badan Penanggulangan Bencana Aceh melaporkan banjir itu terjadi di Kabupaten atau Kota Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara dan Aceh Selatan.

Dalam keterangan tertulis yang dipublikasi di laman resmi, BPBA mencatat bahwa curah hujan tinggi mengakibatkan banjir sejak 18 November 2025. Hingga 26 November 2025 ada 9 daerah yang terdampak banjir termasuk Langsa. BPBA menulis, curah hujan tinggi, angin kencang, dan kondisi geologi labil tak hanya menyebabkan banjir, tapi juga tanah longsor. Akibat kejadian ini 455 kepala keluarga yang terdiri dari 1.497 jiwa mengungsi. 

Dian Rahma Fika berkontribusi dalam tulisan ini

Read Entire Article