KEPALA Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria mengatakan akan mengambil langkah untuk memperbaiki masalah internal di dalam BRIN. Arif mengatakan sudah mendiskusikan masalah internal BRIN dengan pejabat eselon I dan II.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Arif juga telah mengecek langsung kondisi fasilitas dan aset BRIN di berbagai daerah mulai dari fasilitas produksi perkapalan di Surabaya, fasilitas BRIN di Serpong dan Cibinong, serta fasilitas pemantauan antariksa di Pontianak. “Jadi saya kira yang sekarang kami hendak lakukan adalah bagaimana mengkonsolidasi internal,” kata Arif di Istana Kepresidenan, 25 November 2025.
Salah satu yang akan ditata adalah sentralisasi homebase peneliti BRIN. Arif mengatakan sengkarut homebase ini memang menjadi aspirasi para peneliri BRIN. Selain itu, Arif juga sedang mengkaji sistem insentif para peneliti.
“Kami juga mengkaji pemanfaatan aset-aset yang sementara ini masih belum optimal. Jadi sekarang ini dengan kami kunjungan ke berbagai tempat, mana yang idle. Nah, sekarang kita coba untuk berdayakan, kita revitalisasi,” katanya.
Arif mengatakan Presiden Prabowo Subianto mendukung perbaikan peralatan riset strategis yang dimiliki oleh BRIN supaya menghasilkan riset dan inovasi yang baik. Di samping itu, BRIN juga akan mempersiapkan ekosistem riset dan menampung para lulusan dari SMA Garuda dan SMA unggul seluruh Indonesia. Arif mengatakan sebagian lulusan ini akan studi STEM di luar negeri.
“Ketika mereka kembali ke Indonesia, Insha Allah sebagian bisa bergabung ke BRIN,” katanya. Arif mengatakan BRIN akan menyiapkan alat yang canggih dan ekosistem yang kondusif sehingga lulusan luar negeri bisa berinovasi ketika pulang ke Indonesia.
Arif dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi Kepala BRIN di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Senin, 10 November 2025. Ia menggantikan Laksana Tri Handoko yang memimpin lembaga itu sejak 2021.
Berbagai masalah internal muncul sejak Laksana memimpin BRIN. Awalnya, banyak peneliti yang mempersoalkan aset-aset berbagai lembaga riset—sebelum digabung ke BRIN. Mereka menilai sejumlah aset itu diabaikan oleh BRIN.
Masalah lain adalah keputusan Kepala BRIN yang mewajibkan peneliti di bawah naungan lembaga itu di daerah untuk pindah ke homebase pusat sesuai dengan bidang penelitian masing-masing, baik di Jakarta maupun beberapa daerah di sekitarnya. Para peneliti BRIN menolak keputusan tersebut karena menilai sentralisasi homebase peneliti akan menghambat kegiatan riset mereka.
Konflik itu terus berlaru-larut hingga sejumlah peneliti BRIN berunjuk rasa di depan Kantor BRIN, pada 27 Mei 2025. Mereka mendesak agar pemerintah mencopot Laksana Tri Handoko dari jabatan kepala BRIN.
Adapun Laksana menuding para pegawai BRIN yang berdemonstrasi itu merupakan mereka yang sedang menjalani penempatan sementara. Status penempatan sementara diberikan karena mereka masuk kategori bermasalah.
"Baik masalah ketidaksesuaian kompetensi atau personality karena mungkin temannya enggak ada yang mau terima,” kata Laksana ketika ditemui Tempo di kantor BRIN, pada 20 Juni 2025.
Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam penulisan artikel ini























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355540/original/097533400_1758342203-G0_TgSNW8AADM8o.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379757/original/042945100_1760361661-1.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5366183/original/028563300_1759219654-Xiaomi_17_Pro_dan_17_Pro_Max.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376794/original/076134300_1760056024-2.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5375609/original/083197200_1759973431-WhatsApp_Image_2025-10-08_at_18.16.54.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1989251/original/088669100_1520911734-Manchester-United-Sevilla4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354573/original/075950200_1758257804-20250917_142736.jpg)