Kementerian Pendidikan: Lebih Dari Seribu Sekolah Rusak Akibat Banjir Sumatera

KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan lebih dari seribu sekolah rusak akibat banjir bandang yang melanda wilayah Sumatera pada pekan terakhir November 2025. Ribuan satuan pendidikan yang rusak akibat banjir Sumatera itu meliputi pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah atas.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengatakan saat ini pemerintah tengah memetakan dampak banjir di wilayah itu guna memastikan kegiatan belajar-mengajae tetap berjalan. “Kami sudah melakukan mitigasi dan melakukan pemetaan, tidak hanya Aceh dan Sumatera Utara, tetapi juga di beberapa tempat di Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” kata Abdul Mu’ti melalui keterangan resmi pada Senin, 1 Desember 2025.

Merujuk data Kementerian Pendidikan Dasar Menengah pada Ahad, 30 November 2025, total satuan pendidikan yang rusak akibat banjir ini tercatat sebanyak 1.009 sekolah. Angka itu terdiri dari 310 di Aceh berjumlah 310, 385 berada di Sumatera Utara, dan sekolah rusak di Sumatera Barat sebanyak 314 sekolah. 

Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen Suharti mengatakan kerusakan tersebut merupakan data sementara yang dihimpun oleh Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Ia merinci, di Provinsi Aceh, jumlah sekolah yang rusak meliputi 57 PAUD, 91 sekolah dasar, 55 sekolah menengah pertama, 65 sekolah menengah atas, 34 sekolah menengah kejuruan, 1 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan 7 sekolah luar biasa. 

Di Sumatera Utara, kerusakan terjadi pada 76 PAUD, 199 SD, 92 SMP, 11 SMA, 6 SMK, dan 1 SLB. Sementara untuk Sumatera Barat tercatat 51 PAUD terdampak, 63 SD, 71 SMP, 20 SMA, 1 SMK, dan 8 SLB.

Untuk menanggulangi bencana ini, Suharti mengatakan Kemendikdasmen sudah mengalokasikan dana tanggap darurat sebesar Rp 4 miliar. Selain itu, Kemendikdasmen telah mendirikan tenda ruang kelas darurat di tiga wilayah terdampak banjir sebanyak 126 unit. 

Bantuan lainnya, pemerintah juga menyalurkan perlengkapan belajar siswa atau school kit sebanyak 10.200 paket, bantuan peningkatan mutu pembelajaran senilai Rp 25 juta per voucher, dan dukungan psikososial yaitu dana Rp50 juta per paket untuk warga sekolah di daerah terdampak. 

"Kelima juga menyalurkan buku teks dan nonteks dengan rincian 20.000 eksemplar buku teks, 15.000 eksemplar buku non teks, dan 50.000 eksemplar buku teks dan non teks," kata Suharti. Ia menyatakan sekolah-sekolah yang terdampak bencana ini akan menjadi penerima bantuan prioritas dalam program revitalisasi sekolah pada 2026.

Adapun sebelumnya cuaca ekstrem mengakibatkan banjir dan tanah longsor di sejumlah kota dan kabupaten di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh sejak 24 November 2025. Peristiwa menyebabkan terputusnya akses jalan ke beberapa kabupaten atau kota. Jaringan listrik dan komunikasi di sejumlah wilayah itu juga terputus. 

Per 30 November 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban jiwa di ketiga provinsi jiwa mencapai 442 orang. Sementara jumlah orang hilang saat ini dicatat sebanyak 402 jiwa. Dari jumlah itu, korban paling banyak berada di Sumatera Utara dengan 217 orang tewas dan 209 hilang. 

Sementara di Sumatera Barat, setidaknya 129 orang dilaporkan tewas sementara 118 lainnya masih dalam pencarian. Adapun di Aceh, BNPB mencatat jumlah korban tewas hingga 96 orang dan 75 lainnya hilang.