Liputan6.com, Jakarta - Menyambut peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh setiap 31 Mei, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar kegiatan bertajuk Lomba Game Edukasi Bahaya Merokok bagi pelajar SMA/SMK sederajat se-DKI Jakarta, Rabu (14/5/2025). Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung Bhineka Tunggal Ika dengan mengangkat tema “Lindungi Generasi Sehat, Masa Depan Bangsa dari Bahaya Produk Tembakau demi Indonesia Emas 2045.”
Kepala BPOM RI, Prof. Dr. Taruna Ikrar, dalam sambutannya menyampaikan keprihatinan terhadap meningkatnya strategi pemasaran industri tembakau yang secara agresif menyasar remaja, terutama melalui media digital.
“Industri tembakau memanfaatkan teknologi dan strategi pemasaran yang cerdas untuk menjerat generasi muda. Maka kita pun harus melawan dengan inovasi yang tak kalah cerdas dan kolaborasi yang kokoh,” tegasnya di hadapan ratusan siswa dan guru pendamping.
Berdasarkan data tahun 2023, prevalensi perokok pada kelompok usia 10–18 tahun di Indonesia mencapai 7,4%, atau setara dengan lebih dari 3,2 juta anak dan remaja. Bahkan, penggunaan rokok elektronik melonjak tajam dari 1,2% pada 2016 menjadi 10,9% pada 2018.
“Setiap batang rokok atau vape yang dihisap oleh generasi muda adalah potensi nyawa yang hilang, masa depan yang terancam, dan sumber daya bangsa yang tereduksi,” ujar Taruna penuh keprihatinan.
Dorong Edukasi Melalui Game dan Peran Peer Educator
Sebagai bagian dari strategi edukatif, BPOM memperkenalkan aplikasi RIKO – Game Edukasi Anti Rokok yang dapat diunduh melalui Google Play Store. Aplikasi ini dirancang sebagai media pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan untuk meningkatkan kesadaran remaja terhadap bahaya rokok.