Liputan6.com, Jakarta - Herpes zoster, atau dikenal juga sebagai cacar api, adalah infeksi akibat reaktivasi virus Varicella Zoster. Meskipun lebih sering menyerang lansia, pasien kanker memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena infeksi ini, dengan komplikasi yang lebih berat.
Menurut Spesialis Hematologi Onkologi Medik dari MRCC Siloam Hospitals, dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD-KHOM, pasien kanker --- baik kanker padat maupun kanker darah --- termasuk dalam kelompok imunokompromais yang sangat rentan terhadap herpes zoster.
Pasien dengan kanker darah, seperti multiple myeloma dan leukemia, memiliki tingkat kekebalan yang rendah, terutama terhadap penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin (Vaccine Preventable Diseases/VPDs).
Hal ini disebabkan oleh penyakit itu sendiri maupun pengobatan seperti kemoterapi. "Pada pasien myeloma, vaksinasi menjadi sangat penting karena usia lanjut dan terapi yang dijalani meningkatkan risiko herpes zoster," kata dr. Nadia di acara Siloam Oncology Summit 2025 pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Data juga menunjukkan bahwa pasien yang menjalani transplantasi sel punca hematopoietik memiliki insidensi tertinggi terhadap herpes zoster. Disusul oleh pasien hematologi maligna dan tumor padat.
"Tingkat kejadian herpes zoster pada pasien hematologi maligna mencapai 40 per 1.000 orang per tahun," ujarnya.
Vaksinasi adalah Strategi Penting untuk Cegah Komplikasi
Vaksinasi terhadap VPDs, termasuk vaksin herpes zoster, merupakan strategi penting dalam mencegah komplikasi pada pasien kanker.
Beberapa negara seperti Singapura, Hong Kong, dan China telah lebih dulu menerapkan program vaksinasi ini, dan mencatat penurunan angka komplikasi secara signifikan.
"Vaksinasi segera sebelum pasien menjalani terapi sistemik seperti kemoterapi atau transplantasi sumsum tulang sangat penting untuk mencegah reaktivasi virus," ujar dr. Nadia.
Dampak Terapi Kanker terhadap Risiko Herpes Zoster
1. Kemoterapi dan Radioterapi
Terapi ini diketahui meningkatkan risiko herpes zoster, terutama pada pasien kanker padat seperti:
- Kanker paru
- Kanker otak (CNS)
- Kanker lambung
- Kanker payudara
Risiko meningkat tajam pada pasien yang menjalani kombinasi kemo dan radioterapi.
2. Imunoterapi
Penggunaan imunoterapi juga bisa memicu reaktivasi virus herpes zoster. "Inflamasi kronis akibat imunoterapi dapat membangkitkan virus dorman menjadi aktif," tambah dr. Nadia.
Terdapat laporan kasus pasien limfoma yang mengalami komplikasi berat, seperti ensefalitis akibat infeksi herpes zoster.
Komplikasi Serius Herpes Zoster pada Pasien Kanker
Infeksi herpes zoster pada pasien kanker dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:
- Postherpetic neuralgia (nyeri kronis berkepanjangan)
- Infeksi mata
- Komplikasi neurologis
- Zoster diseminata (infeksi menyebar luas, bisa mengancam jiwa)
"Pasien lansia bisa mengalami nyeri akibat postherpetic neuralgia selama bertahun-tahun," ujar dr. Nadia.
Selain itu, herpes zoster dapat menyebabkan penundaan pengobatan kanker. Dalam beberapa kasus, kemoterapi harus ditunda selama 1 hingga 4 minggu akibat infeksi herpes zoster berat.