Liputan6.com, Jakarta - Masih banyak keluarga di Indonesia yang belum menyadari bahwa solusi untuk mencegah stunting bisa dimulai dari dapur sendiri. Tak perlu bahan mahal atau menu rumit — cukup dengan olahan ikan yang bergizi dan disukai anak-anak.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, S.Sos, dalam acara Sosialisasi dan Edukasi “Dapur Nusantara: Ikan Bermutu untuk Generasi Emas”, Rabu (14/5/2025), di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
“Ikan-ikan di lautan kita ini dapat diolah menjadi produk-produk makanan seperti apa? Apakah makanan olahan ikan, atau bakso ikan, yang lebih sehat dan tentu saja — kalau bisa — menjadi makanan yang disukai oleh anak-anak,” kata Wamen Isyana dalam sambutannya.
Menurutnya, penyajian ikan dalam bentuk yang menarik dan familiar di lidah anak bisa menjadi strategi sederhana namun efektif untuk menekan angka stunting yang masih tinggi di Indonesia.
Lebih dari Sekadar Masalah Tinggi Badan
Wamen Isyana menegaskan bahwa stunting bukan sekadar soal tinggi badan yang tidak optimal. Lebih dari itu, stunting menyentuh aspek paling krusial dalam pembangunan manusia: perkembangan otak dan potensi kognitif.
“Karena stunting bukan sekadar tinggi badan yang tidak optimal, tapi juga menyangkut bagaimana perkembangan otak manusia, yang nantinya akan terdampak oleh stunting itu sendiri,” jelasnya.
Khususnya bagi anak-anak di bawah usia dua tahun, kandungan gizi dalam ikan — termasuk protein, asam lemak omega-3, vitamin, dan mineral — sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal.
Di banyak daerah pesisir, lanjutnya, ikan justru sangat melimpah namun belum sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal dalam menu harian keluarga. Padahal, potensi ini bisa menjadi senjata ampuh dalam menghadapi stunting secara lokal dan berkelanjutan.