Gus Yahya Bakal Gelar Pertemuan dengan Ulama Sepuh di Lirboyo

1 week ago 16

KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengatakan akan menggelar pertemuan dengan para ulama sepuh di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur untuk membahas gejolak internal di tubuh organisasi massa Islam itu.

Gus Yahya mengatakan pertemuan ini akan mengundang alim ulama NU yang memiliki otoritas moral yang lebih kuat, seperti Pengasuh Pesantren Al Falah Ploso Kediri Nurul Huda Djazuli, Pengasuh Pesantren Lirboyo Anwar Manshur, dan Abuya Muhtadi Dimyathi Al-Bantany dari Banten.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

“Inshaallah nanti akan digelar pertemuan yang lebih luas dengan menghadirkan para kiai sepuh lebih banyak, dan juga unsur-unsur kepemimpinan dalam lingkungan Nahdlatul Ulama, yang akan dituanrumahi oleh Pesantren Lirboyo di Kediri,” kata Gus Yahya usai pertemuan dengan alim ulama di kantor pusat PBNU, Jakarta pada Ahad, 23 November 2025.

Rencana pertemuan itu merupakan kesepakatan di antara 50 kiai di kantor PBNU setelah membahas hasil rapat harian Syuriyah. Gus Yahya berharap pertemuan dengan kiai sepuh bisa menjadi pembuka jalan keluar dari masalah sekarang.  

“Kita menunggu nanti bagaimana komunikasi di antara beliau-beliau untuk menetapkan waktunya, tetapi tempat sudah disepakati yaitu di Pondok Pesantren Lirboyo,” katanya. 

Sementara itu, Katib 'Aam PBNU Ahmad Said Asrori, yang hadir dalam pertemuan semalam, mengatakan sekitar 50 orang kiai dari berbagai daerah dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Sumatera Utara hadir dalam pertemuan ini. 

Ahmad mengatakan pertemuan ini menghasilkan tiga kesepakatan. Pertama, semuai kiai mengusulkan ahmgar diadakan silaturahum lebih besar di antara pada kiai dalam rangka islah. 

Kedua, para kiai sepakat kepengurusan PBNU harus selesai sampai satu periode yang muktamarnya kurang lebih satu tahun lagi. Ahmad mengatakan semua kiai sepakat tidak ada pemakzulan atau pengunduran diri.  

Ketiga, para kiai ingin semuanya melakukan tafakur demi kebaikan bersama, kebaikan masyarakat, kebaikan warga NU dan Indonesia.

“Jadi sekali lagi, tidak ada pengunduran dan tidak ada pemaksaan pengunduran diri. Tidak ada. Ini sekali lagi saya tegaskan, tidak ada,” ujar Ahmad. “Semua kepengurusan harian PBNU mulai Rais ‘Aam sampai jajaran, ketua umum dan jajaran sempurna sampai muktamar yang akan datang.”

Menurut Ahmad, kalau pun ada pergantian kepengurusan harus melalui majelis tertinggi dan terhormat, yakni muktamar Nahdlatul Ulama. Ahmad menegaskan bahwa mekanisme pergantian kepengurusan sudah diatur di dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU.

Pertemuan dengan puluhan kiai di kantor PBNU digelae setelag kesimpulan hasil rapat harian Syuriyah PBNU mendesak Gus Yahya mundur dari Ketua Umum PBNU. Risalah rapat itu beredar di grup percakapan sejumlah awak media dan media sosial. 

Berdasarkan petikan hasil rapat itu berjudul, "Risalah Rapat Harian Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama", yang digelar di Hotel Aston Jakarta, pada Kamis, 20 November 2025. Rapat harian itu dihadiri oleh 37 orang dari total 53 pengurus harian Syuriyah PBNU. 

Dalam surat itu, terdapat dua poin penting hasil keputusan rapat. Yaitu, "Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU dalam waktu 3 hari sejak diterimanya keputusan rapat Harian Syuriyah PBNU," demikian tertulis dalam risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang ditandatangani oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, pada Jumat, 21 November 2025.

Jika Yahya Staquf tidak mengundurkan diri dalam waktu tiga hari, Syuriyah PBNU akan memberhentikannya dari jabatan Ketua Umum PBNU. 

Read Entire Article