Guru Wali Catat Perkembangan Akademik dan Mental Murid Lewat Buku Penghubung

1 week ago 10

KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengatakan, guru wali akan memiliki peran kunci dalam memantau perkembangan akademik dan kondisi mental siswa secara rutin. Pemantauan itu tidak dicatat di rapor, melainkan melalui buku penghubung yang menjadi sarana komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua.

Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru Kemendikdasmen Nunuk Suryani menjelaskan, keberadaan guru wali dirancang sebagai mekanisme deteksi dini terhadap perubahan perilaku dan dinamika emosional siswa. Setiap guru wali mendampingi sekitar 20 murid sehingga interaksi yang terbangun lebih intensif.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

“Dengan sedikit saja perubahan, dia bisa mengidentifikasi. Guru wali itu mendeteksi dan mencatat perkembangan siswa, termasuk aspek psikologis dan akademiknya,” ujar Nunuk saat ditemui di On3 Senayan, Jakarta Selatan, Senin, 24 November 2025.

Nunuk menegaskan bahwa pencatatan perkembangan ini tidak akan dimasukkan ke dalam rapor resmi siswa. Sebaliknya, guru wali akan menggunakan buku penghubung untuk mencatat temuan dan perkembangan yang dianggap penting. “Itu bukan di rapor. Guru wali memakai buku penghubung untuk komunikasi dengan orang tua,” katanya.

Buku penghubung menjadi media yang memungkinkan orang tua mendapatkan informasi berkala—mulai dari pembiasaan belajar, interaksi sosial, hingga tanda-tanda awal jika siswa membutuhkan pendampingan lanjutan.

Menurut Nunuk, guru wali didorong untuk menjadi figur yang mudah diakses siswa. Mereka dibekali dengan “7 Jurus BK Hebat”, pendekatan dasar bimbingan agar siswa tidak takut untuk bercerita. 7 Jurus BK yang dimaksudkan ialah kenali potensi, kelola emosi, tumbuhkan resiliensi, jaga konsistensi, jalin koneksi, bangun kolaborasi, dan menata situasi.

Pendekatan ini dianggap penting untuk mencegah berbagai bentuk kenakalan atau konflik yang sering kali merupakan ekspresi dari kebutuhan emosional murid. “Kenakalan itu ekspresi. Guru wali akan bisa melihat dan merespons sejak dini,” ucapnya.

Tugas guru wali, yang dihitung sebagai 2 jam beban kerja, mencakup koordinasi dengan guru BK dan wali kelas. Guru BK tetap memegang fungsi konseling, sementara guru wali berfokus pada pemantauan harian dan hubungan personal dengan siswa. “Kalau ada masalah-masalah psikologis, keluarga, atau lainnya, guru wali bisa langsung menghubungi konselor,” ujar Nunuk.

Read Entire Article