TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengklaim seluruh komposisi di Tim 9 Garuda Plus tak memiliki afiliasi dengan Partai Gerindra. Tim tersebut merupakan kelompok yang mengusulkan penetapan Hari Kebudayaan pada 17 Oktober.
Dia menyebut, kalaupun Tim 9 Garuda Plus memiliki afiliasi dengan partai politik, termasuk partai Gerindra, semestinya itu tidak harus menjadi persoalan. "Enggak ada afiliasi, enggak ada masalah karena itu dari usulan masyarakat," kata Fadli di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Kamis, 17 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun, laporan media ini bertajuk "Di Balik Penetapan Hari Kebudayaan" yang terbit pada Rabu, 16 Juli 2025 menyebutkan terdapat satu nama anggota Tim 9 Garuda Plus yang merupakan bagian Partai Gerindra. Dia bernama Oni Wantara.
Ketua Tim 9 Garuda Plus Achmad Charris Zubair mengatakan, Oni sengaja diajak bergabung lantaran tim memerlukan mediator yang memiliki relasi dengan Menteri Kebudayaan. "Waktu itu kami membutuhkan orang yang bisa menghubungkan dengan FZ," kata Charris.
Oni Wantara tercatat sebagai Tenaga Ahli Fraksi Partai Gerindra di DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia juga menjadi calon anggota DPRD Yogyakarta pada pemilihan umum 2024 lalu.
Anggota Tim 9 Garuda Plus lainnya. Nano Asmorodono, mengatakan mulanya Oni memperoleh informasi bahwa Fadli Zon akan menyambangi Yogyakarta pada 18 Januari 2025.
Politikus Partai Gerindra itu, kata Nano, akan berkunjung ke Sanggar Tari Natya Lakshita milik maestro tari Didik Nini Thowok. "Sekalian saja kami manfaatkan kunjungan Menteri Fadli Zon," ujar dia.
Melalui Keputusan Menteri Kebudayaan Nomor 162/M/2025, Fadli Zon menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional. Fadli mengatakan, pemilihan tanggal itu dilakukan karena bertepatan dengan disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Penetapan Lambang Negara.
Menurut dia, hari itu merupakan momen penting di mana Presiden pertama Soekarno meresmikan Garuda Pancasila sebagai lambang negara dan semboyan Bhineka Tungga Ika sebagai bagian identitas bangsa.
Masalahnya, penetapan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional menuai banyak kritik. Alasannya, penetapan itu sarat dengan kepentigan politik karena bertepatan dengan hari ulang tahun Presiden Prabowo Subianto sekaligus bos Fadli Zon di pemerintahan dan Partai Gerindra.
Adapu saat ditanya ihwal nama Oni Wantara, Fadli mengaku tidak mengenalnya. "Saya enggak kenal. Enggak ada afiliasi juga," kata dia.
Shinta Maharani dari Yogyakarta berkontribusi dalam penulisan artikel ini.