DPR Minta Dedi Mulyadi Konsultasi dengan Pusat soal Kebijakan Pendidikan

1 month ago 19
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta -- Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Lalu Hadrian Irfani meminta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berkonsultasi terlebih dahulu dengan pemerintah pusat jika mengeluarkan kebijakan pendidikan. Lalu Hadrian heran dan menyesalkan sejumlah kebijakan pendidikan yang dibuat Gubernur Dedi karena dinilai tak berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendidasmen).

Beberapa kebijakan yang dimaksudkan Lalu Hadrian adalah pengiriman anak ke barak militer, mengizinkan sekolah membuka kelas untuk 50 murid, dan yang terakhir masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) yang melibatkan militer dan polisi. “Kalau terus-menerus dibuat kebijakan seperti ini, kesinambungan program pendidikan tidak akan tercapai,” ujar dia di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 16 Juli 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyebut sejumlah kebijakan Dedi Mulyadi yang berhubungan dengan pendidikan justru menimbulkan masalah. Ia mencontohkan kebijakan satu kelas 50 murid. Dia mengungkapkan sudah banyak laporan dari sekolah yang kesulitan karena kekurangan kursi dan meja untuk belajar.

Lalu Hadrian mendesak Dedi Mulyadi berhenti membuat kebijakan yang terkesan tak dipikirkan dengan matang. “Jangan membuat kebijakan kontroversial, kebijakan jangka pendek. Ini harus ada diskusi khusus antara Dedi Mulyadi dengan Kemendikdasmen,” ujar Lalu Hadrian.

Wakil Ketua Komisi X itu juga menyoroti pelaksanaan MPLS di Jawa Barat yang melibatkan militer dan polisi. Dia berharap pemerintah daerah, khususnya Jawa Barat, tidak terlalu sering melibatkan militer dan polisi untuk urusan pendidikan. “Seolah-olah kita tidak percaya dengan pendidik kita, dengan guru kita,” ujar dia.

Lalu menuturkan militer tak sepenuhnya buruk. Tetapi, menurut dia, untuk dunia sekolah, militer tak perlu dilibatkan. “Bagaimana psikologis putra-putri kita? Dari SMP mau masuk SMA dihadapkan dengan tentara. Jadi mari kita manfaatkan guru-guru kita. Guru kita punya kemampuan, kok, untuk pembelajaran karakter dan budi pekerti,” ujarnya..

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan, MPLS untuk murid tingkat SMA dan sederajat di Jawa Barat akan melibatkan TNI-Polri. Pelibatan itu, kata dia, dilakukan dengan tujuan memberikan motivasi, inspirasi, serta pendampingan kepada para murid. Dia melanjutkan, pelibatan TNI-Polri dalam MPLS ditujukan untuk program pendidikan karakter Gapura Panca Waluya yang menekankan pembentukan karakter murid sehat, baik hati, saleh, cerdas, dan berinisiatif.

Herman mengatakan pelibatan TNI-Polri tersebut merupakan upaya Pemprov Jawa Barat dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan untuk siswa. Meski melibatkan TNI-Polri, ia memastikan tidak ada unsur militeristik dalam proses MPLS. "Biasa aja, enggak ada khusus TNI dilarang. Kan kolaborasi mah bagus, gotong royong bagus, enggak ada dimensi militeristik, nggak ada," kata Herman kepada Tempo di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Ahad, 13 Juli 2025.

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipul Hayat menegaskan, penyelenggaraan MPLS harus berpedoman pada panduan MPLS Ramah yang telah diterbitkan instansinya. MPLS Ramah akan melibatkan panitia, Dinas Pendidikan, dan Kemendikdasmen untuk menghindari tindakan perpeloncoan. "Tidak ada pelibatan di luar ke tiga unsur tersebut, termasuk TNI-Polri di MPLS," kata Atip kepada Tempo melalui pesan WhatsApp, Ahad, 13 Juli 2025.

Read Entire Article