TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menonaktifkan sementara Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Garut. Penonaktikan tersebut sehubungan dengan proses investigasi dugaan perundungan yang diduga menyebabkan seorang siswa mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di rumahnya.
Dedi mengatakan pemberhentian sementara itu dilakukan guna memastikan transparansi dan objektivitas proses pengungkapan kasus. "Jadi saya sudah menugaskan kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat untuk melakukan investigasi mencari titik masalahnya," kata Dedi melalui unggahan Instagram pribadinya pada Kamis, 17 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mantan Bupati Purwakarta itu menuturkan mulanya ia berniat langsung melakukan rekonsiliasi dengan melibatkan sejumlah pihak yang terlibat. Ia juga sudah mendengar keterangan dari kepala sekolah, guru bimbingan konseling, wali kelas, dan kedua orang tua siswa yang diduga bertikai. "Tapi karena dua-duanya merasa benar, jadi kita akan menempuh jalur investigasi pendalaman," tuturnya.
Sebelumnya, seorang siswa kelas X SMA Negeri di Garut mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di rumahnya, Senin, 14 Juli 2025. Kejadian itu kemudian ramai dan menjadi perbincangan di media sosial karena diduga siswa itu adalah korban perundungan di sekolah.
Kepolisian Resor Garut sudah melakukan olah tempat kejadian perkara. Namun, mereka tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan dan lebih mengarah dugaan bunuh diri dengan cara gantung diri.
Kasus ini kemudian mendapat sorotan khusus dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menegah (Kemendikdasmen). "Kami juga membawa tim dari Inspektorat Jenderal dari Kementerian Pendidikan untuk bisa menelaah persoalan ini lebih utuh," kata Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq kepada wartawan di Garut, sebagaimana dikutip Antara, Rabu, 16 Juli 2025.
Fajar menyampaikan perwakilan dari Kemendikdasmen sudah melakukan takziah menemui orang tua dari siswa tersebut untuk menyampaikan belasungkawa. Tak hanya itu, ia mengatakan kementerian saat ini sedang mengkaji hasil investigasi dan juga mengecek efektivitas tim pencegahan dan penanganan kekerasan (TPPK).
Ia menambahkan persoalan siswa tersebut sebelumnya sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Garut. Pihak keluarga, kata dia, juga meminta semua pihak untuk tidak beropini tentang kematian siswa tersebut supaya tidak memperkeruh suasana dan menghormati suasana duka keluarga.
Catatan Redaksi:
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS.
Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.
Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293