Liputan6.com, Jakarta - Ben Cohen, salah satu pendiri jenama es krim legendaris Ben & Jerry’s, kembali menjadi sorotan bukan karena rasa es krim terbarunya, melainkan karena aksi protesnya yang berujung penangkapan di tengah sidang penting Senat AS yang membahas isu-isu kesehatan nasional.
Cohen ditangkap di Capitol Hill pada Rabu (waktu setempat) setelah ia dan sejumlah aktivis lainnya menginterupsi jalannya sidang Komite Senat untuk Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja, dan Pensiun (HELP) yang menghadirkan Robert F. Kennedy Jr., saat ini menjabat sebagai Sekretaris Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS).
"RFK membunuh orang dengan kebencian!" seru Cohen dan para pengunjuk rasa lainnya berulang kali, memotong pernyataan pembukaan Kennedy di hadapan senator, dilansir New York Post.
Kericuhan ini memaksa Senator Bill Cassidy (R-La.), ketua komite, menghentikan sidang dan memerintahkan polisi untuk menertibkan ruang dengar pendapat.
"Anggota audiens diingatkan bahwa gangguan tidak akan diizinkan selama komite menjalankan tugasnya. Polisi Capitol diminta untuk mengeluarkan orang-orang tersebut dari ruang sidang," ujar Cassidy dengan tegas saat Cohen digiring keluar.
Video dari The Daily Caller yang beredar di X memperlihatkan Cohen ditarik paksa oleh petugas Capitol Police dari ruang sidang. Polisi kemudian mengonfirmasi bahwa Cohen termasuk di antara tujuh orang yang ditangkap dengan tuduhan menghalangi proses hukum. Beberapa demonstran lainnya bahkan menghadapi dakwaan lebih berat, termasuk perlawanan terhadap penangkapan dan penyerangan terhadap petugas.
Ini bukan pertama kalinya co-founder merek es krim terkenal itu turun ke jalan demi menyuarakan pandangannya. Tahun 2023, ia juga ditangkap dalam aksi protes di luar Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) terkait dukungannya pada Julian Assange. Aktivisme Cohen tak pernah padam, bahkan setelah dirinya tak lagi mengelola operasional harian Ben & Jerry’s.