TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto bernegosiasi langsung dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menurunkan tarif impor Amerika Serikat terhadap Indonesia. Dalam percakapan telepon melalui sambungan telepon itu, Trump menurunkan tarif impor untuk barang Indonesia menjadi 19 persen.
Sebelumnya pada Rabu, 2 April 2025, Trump mengumumkan tarif resiprokal atau tarif timbal balik impor terhadap negara-negara mitra dagang AS, termasuk Indonesia. Kala itu, Indonesia dipatok tarif impor sebesar 32 persen. Artinya, AS akan mengenakan tarif 32 persen untuk semua produk yang diimpor dari Indonesia. Hasil negosiasi Prabowo dan Trump sepakat tarif hanya diberlakukan hanya 19 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo pertama kali memberitahukan soal percakapannya dengan Trump pada 15 Juli 2025 lewat unggahan Instagram sehari setelahnya. Ia mengunggah foto ketika menelepon Trump di dalam suatu ruangan saat berkunjung ke Brussels, Belgia.
“Saya baru saja melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Donald Trump. Kami sepakat untuk membawa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat ke era baru yang saling menguntungkan bagi kedua negara kita yang besar,” tulis Prabowo di Instagram.
Saat mendarat di Tanah Air, Prabowo menyebut Trump seorang negosiator yang cukup keras. Ia mengungkapkan dia berunding alot dengan Trump. Sampai akhirnya keduanya memahami kepentingan negara masing-masing dan saling sepakat. Meski Trump menurunkan tarif impor Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen, Prabowo sempat terus menego.
Dari hasil negosiasi, tarif impor untuk produk AS dipatok 0 persen. Tarif 0 persen ini berpotensi menggerus penerimaan negara. Sebaliknya, tarif impor untuk Indonesia sebesar 19 persen. Prabowo mengatakan semua hasil negosiasi sudah dihitung dampaknya oleh pemerintah.
“Kita juga memikirkan yang penting bagi saya adalah rakyat saya. Yang penting saya harus lindungi pekerja-pekerja kita,” kata Prabowo di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta, 16 Juli 2025.
“Walaupun kita juga punya sikap. Ini tawaran kita, kita tidak mampu memberi lebih. Tapi yang penting bagi saya, pekerja-pekerja kita aman,” katanya.
Negosiasi penurunan tarif impor ini bukan tanpa syarat. Selain membebaskan tarif untuk produk Amerika yang masuk, Indonesia juga akan membeli 50 pesawat Boeing.
Lewat Truth Social miliknya pada Selasa, 15 Juli 2025, Trump mengatakan Indonesia sepakat membeli energi dari AS senilai US$ 15 miliar, produk pertanian US$ 4,5 miliar dan 50 pesawat Boeing yang sebagian besar adalah Boeing 777.
Prabowo mengatakan pemerintah memang perlu impor energi dan produk pertanian AS. Di samping itu, kata Prabowo, pemerintah juga perlu untuk membesarkan Garuda Indonesia karena maskapai tersebut merupakan maskapai nasional kebanggaan Indonesia.
“Kita bertekad, saya bertekad untuk membesarkan Garuda. Dan untuk itu kita butuh pesawat-pesawat baru. Saya kira enggak ada masalah karena kita butuh, mereka ingin jual. Pesawat Boeing juga cukup bagus. Kita juga tetap dari Airbus,” kata Prabowo.
Bulan lalu, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara memberi pinjaman senilai Rp 6,65 triliun untuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pinjaman itu untuk mendanai kebutuhan perawatan dan peningkatan operasional armada di maskapai penerbangan pelat merah tersebut.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai penurunan tarif impor tetap merugikan posisi Indonesia. Sebagai timbal balik atas pengurangan tarif Trump, ekspor dari AS ke Indonesia akan dibebaskan dari hambatan tarif dan non-tarif.
“Tarif 19 persen untuk barang ekspor Indonesia ke AS, sementara AS bisa mendapat fasilitas 0 persen, sebenarnya punya risiko tinggi bagi neraca perdagangan Indonesia,” ucap Bhima pada Rabu, 16 Juli 2025.
Di satu sisi, kata dia, tarif impor 19 persen akan menguntungkan ekspor produk-produk buatan Indonesia, seperti alas kaki, pakaian jadi, minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO), dan karet. Akan tetapi, di sisi lain, impor produk dari AS akan membludak, terutama untuk komoditas minyak dan gas bumi (migas), produk elektronik, suku cadang pesawat, serealia, serta produk farmasi. Adapun sepanjang 2024, total impor lima komoditas produk itu mencapai US$ 5,37 miliar atau sekitar Rp 87,3 triliun.
Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi menyebut kesepakatan ini menempatkan RI dalam posisi yang tidak seimbang. “Ketika barang impor menjadi lebih murah karena bebas tarif, maka pelaku usaha lokal akan menghadapi tekanan besar, dan ruang bagi industrialisasi nasional pun semakin menyempit,” ujar Syafruddin dalam keterangannya, Rabu, 16 Juli 2025.
Menurut dia, kondisi yang tidak sejajar tersebut bisa berisiko menimbulkan defisit perdagangan bilateral antara Indonesia dan AS. Dia menilai Indonesia berpotensi mengalami kondisi yang disebut sebagai “neraca dua lapis”, yaitu ketika perdagangan global mencatatkan surplus secara keseluruhan, tetapi justru mengalami defisit dalam hubungan dagang Indonesia dengan AS.
Sebelum menyepakati penurunan tarif Indonesia, Trump sempat mengancam negara yang ikut dalam Konferensi Tingkat Tinggi BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, dengan tarif tambahan 10 persen. Saat itu Indonesia menghadiri KTT BRICS pertamanya sebagai anggota penuh.
Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno membantah kehadiran Prabowo di KTT blok ekonomi BRICS tidak memiliki kaitan dengan penerapan tarif resiprokal. Sebab, negara di luar BRICS juga merasakan hal serupa dengan Indonesia.
"Jadi, nothing to do. Banyak negara yang bukan BRICS juga dikenai," kata Arif di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 8 Juli 2025.
Sehari setelah ancaman tersebut, Trump mengumumkan penetapan tarif impor baru terhadap 15 negara, termasuk Indonesia, pada 7 Juli 2025. Ia tetap mematok tarif terhadap produk-produk impor asal RI sebesar 32 persen.
“Mulai 1 Agustus 2025, kami akan mengenakan tarif kepada Indonesia hanya sebesar 32 persen pada setiap dan semua produk Indonesia yang dikirim ke Amerika Serikat, terpisah dari semua tarif sektoral,” ucap Trump dalam suratnya yang ditujukan kepada Prabowo, yang diunggah ke akun media sosial Truth Social.
Trump mengatakan, untuk prasyarat penurunan atau pembatalan tarif impor, Pemerintah Indonesia bersedia memenuhi sejumlah permintaan AS. Salah satunya membangun fasilitas manufaktur di AS hingga penghapusan hambatan perdagangan, termasuk kebijakan tarif dan non-tarif untuk produk-produk dari Negeri Paman Sam.
“Apabila Anda ingin membuka pasar perdagangan yang sebelumnya ditutup bagi Amerika Serikat, dan menghapus kebijakan tarif, non-tarif, dan hambatan perdagangan Anda, kami mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian terhadap surat ini,” ujar Trump.
Setelah pengumuman kedua, Presiden Prabowo dikabarkan berencana menemui langsung Donald Trump. “Ada (rencana pertemuan), tapi saya belum bisa memastikan kapan,” kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 11 Juli 2025.
Prasetyo mengatakan perwakilan Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan negosiasi dengan pemerintahan Trump untuk menurunkan tarif impor 32 persen.
“Kami harap kebijakan Amerika ditinjau kembali, sehingga memberikan keuntungan bagi perdagangan Indonesia,” ucap Prasetyo.
Percakapan 15 Juli kemarin bukan telepon pertama Prabowo dan Trump. Ia pernah membagikan momen saat sedang mengangkat telepon dari Donald Trump. Momen itu juga dibagikan melalui akun Instagram milik pribadi. "Hari ini saya menerima sambungan telepon dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump," tulis Prabowo dalam unggahannya pada Jumat, 13 Juni 2025.
Dalam foto yang dibagikan itu, Prabowo yang mengenakan pakaian safari tampak duduk di meja kerja. Tangan kiri Prabowo sedang menggenggam telepon seluler saat berbincang dengan Trump.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan, percakapan keduanya membahas tarif resiprokal Amerika Serikat. Namun, Prasetyo tidak mengungkap pembicaraan detail tarif yang dibicarakan.
"Tidak secara spesifik. Tapi membahas dalam konteks Indonesia mengirim negosiasi kemudian dipelajari masing-masing pihak," kata dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 17 Juni 2025.
Percakapan keduanya terjadi saat perundingan tarif impor antara Indonesia dengan Amerika Serikat memasuki putaran kedua. Negosiasi ini dilakukan oleh tim lobi yang diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu.
Dewi Rina Cahyani, Hendrik Yaputra, Andi Adam Faturahman, Alif Ilham Fajriadi, Anastasya Lavenia Yudi, Rafiif Nur Tahta Bagaskara dan Ilona Estherina berkontribusi dalam penulisan artikel ini