Liputan6.com, Jakarta - Apple dikabarkan tengah menjajaki kemungkinan integrasi mesin pencarian berbasis AI ke browser Safari-nya, demikian menurut Bloomberg News.
Selain dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar akan browser yang didukung AI, langkah ini kabarnya merupakan upaya Apple mengganggu kekuatan Google dalam pasar mesin pencari. Terutama, AI yang terintegrasi pengguna Safari.
Mengutip Ubergizmo, Jumat (11/7/2025), informasi tentang pengembangan pencarian AI di Safari ini muncul selama kesaksian Eddy Cue, Vice President of Service di Apple di pengadilan kasus antimonopoli Departemen Kehakiman AS terhadap Alphabet, sebagai perusahaan induk Google.
Cue mengungkap, lalu lintas pencarian Safari menurun untuk pertama kalinya baru-baru ini. Hal ini ia kaitkan dengan pengguna yang kian menyukai alternatif hasil pencarian berbasis AI.
Saat ini, Google memegang status mesin pencari default di Safari. Posisi ini diperoleh karena Google membayar Apple sekitar USD 20 miliar per tahun.
Analis memerkirakan, jumlah ini setara dengan 36 persen dari pendapatan iklan pencarian di Google dari Safari.
Kehilangan tempat sebagai mesin pencari default di Safari akan berdampak buruk pada pendapatan Google, terutama karena adanya persaingan yang meningkat dari startup AI seperti OpenAI dan Perplexity AI.
Google Pixel Watch meramaikan pasar jam tangan pintar yang telah lebih dulu dikuasai Apple dengan Apple Watch, serta Samsung dengan Galaxy Watch. Sejauh mana jam tangan pemantau kebugaran seperti ini bisa menarik konsumen baru? Lalu apa peran teknolo...
Apple Gandeng OpenAI untuk Integrasikan ChatGPT ke Siri
Apalagi, belum lama ini Apple dikabarkan bermitra dengan OpenAI, guna menawarkan integrasi ChatGPT pada Siri.
Sementara, Google tengah mengejar perjanjian untuk memasukkan Gemini AI-nya pada produk Apple di masa yang akan datang.
Meski begitu, Cue mencatat, kalaupun Apple menambahkan penyedia pencarian AI lainnya ke Safari, apa pun itu tak akan menjadi mesin pencari default (karena sudah ada Google).
Imbasnya, saham Alphabet turun 6 persen dan saham Apple turun sekitar 2 persen. Kedua perusahaan belum mengeluarkan komentar resmi akan hal ini.
Dampak Makin Parah
Menurut para pakar di industri, keputusan ini menandai titik balik utama dalam lanskap mesin pencari.
Analis Gil Luria memperingatkan, jika Google kehilangan posisi eksklusif di perangkat Apple, perusahaan internet itu bisa menghadapi dampak yang parah.
Ia juga mencatat, hampir 90 persen pangsa pasar Google di bidang pencarian sebagian besar ditopang oleh loyalitas pengiklan terhadap posisi dominannya.
Pergeseran AI
Munculnya alternatif pencarian yang didukung AI —yang kredibel— bisa mengalihkan pengeluaran pengiklan ke platform yang kini tengah bersaing.
Pergeseran ini pun menggarisbawahi tren industrial yang lebih luas, yakni ketika AI menjadi lebih terintegrasi ke pengalaman digital sehari-hari.
Model pencarian tradisional pun bisa diredefinisi dan berpotensi mengubah dinamika persaingan antaraksasa teknologi.