Alasan Verrell Bramasta Pakai Rompi Taktis Saat Tinjau Lokasi Bencana Sumatera

2 days ago 6

POLITIKUS Partai Amanat Nasional, Verrell Bramasta, membantah tudingan bahwa ia mengenakan rompi antipeluru saat meninjau lokasi yang terkena dampak bencana ekologis banjir dan tanah longsor di Sumatera Barat pada Ahad, 30 November 2025. Menurut dia, baju luar yang ia kenakan itu adalah tactical vest atau rompi taktis.

"Rompi taktis umum dipakai di kegiatan lapangan," kata Verrell dalam keterangan tertulis, yang dikutip pada Kamis, 4 Desember 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat ini mengatakan rompi taktis tidak dilengkapi dengan pelat balistik. Verrell berujar rompi itu hanya berfungsi untuk membawa berbagai perlengkapan.

Ketika meninjau lokasi yang terimbas bencana, Verrell mengatakan membawa sejumlah perlengkapan, di antaranya air minum dan uang tunai untuk dibagikan kepada warga. "Rompi ini memiliki sistem kantong modular yang memudahkan untuk membawa beberapa barang tanpa menghambat gerak," ujarnya.

Dia merasa memerlukan rompi taktis ini ketika turun ke area bencana. Selain harus membawa beberapa barang, kata dia, kondisi di lapangan membutuhkan mobilitas tinggi.

"Karena itu, perlu membawa perlengkapan secara praktis agar bisa cepat membantu warga dan tim di lapangan," katanya.

Verrell mengunggah kegiatannya saat meninjau lokasi yang terkena dampak bencana di Sumatera Barat melalui akun Instagram pribadinya, @bramastavrl. Dalam unggahannya itu, terlihat rompi berwarna loreng khas tentara yang ia kenakan di bagian dada.

Selain Verrell, politikus PAN lain datang ke lokasi yang terkena dampak bencana di Sumatera Barat. Salah satunya Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Dalam sebuah rekaman video, Zulkifli terlihat sedang memanggul satu karung beras untuk diberikan kepada korban banjir di Koto Panjang Ikua Koto, Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Ahad, 30 November 2025. Dalam video yang diunggah di saluran YouTube PAN TV dan Instagram @zul.hasan itu terlihat Zulkifli memanggul sekarung beras sembari berjalan dan menyapa masyarakat.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah menyoroti ulah sejumlah politikus dan pejabat pemerintah yang terkesan mencari panggung di tengah bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera. Ia mengatakan banyak politikus dan pejabat pemerintah yang kerap menjadikan bencana panggung mengerek popularitas mereka karena tiadanya empati dan kesadaran posisi.

Ia berpendapat, para elite terkesan membawa ekspresi peduli ketika membagikan bantuan kepada korban bencana. Padahal, di balik itu, mereka juga berkeinginan mengerek popularitasnya ataupun kelompoknya.

"Para elite seharusnya mengevaluasi kebijakan dan menyelamatkan kondisi alam Indonesia," ujar dia.

Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article