1 Tahun Prabowo-Gibran, Survei Indostrategi: Pembukaan Lapangan Kerja Peroleh Skor Paling Rendah

1 month ago 13

LAPORAN riset yang dirilis lembaga survei Indostrategi menempatkan penciptaan lapangan kerja sebagai bidang dengan skor paling rendah selama setahun berjalannya pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Direktur riset Indonstrategi, Ali Noer Zaman, mengatakan pembukaan lapangan kerja menjadi bidang paling rendah dari delapan bidang yang dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran selama setahun ini. Bidang ini memperoleh skor 2,65.

"Pemberantasan korupsi mendapatkan skor paling tinggi, yakni 3,50 atau sedang menuju baik," kata Ali dalam siaran pers dikutip pada Sabtu, 18 Oktober 2025.

Dia berpendapat, rendahnya skor bidang penciptaan lapangan kerja disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya, dari faktor luar negeri, kinerja ekspor, dan impor barang industri turut mempengaruhi rendahnya skor yang diperoleh bidang ini.

Situasi internasional, kata dia, seperti penerapan tarif resiprokal dari pemerintahan Amerika Serikat, perang Rusia-Ukraina, hingga pertumbuhan ekonomi global yang masih rendah di bawah 3 persen juga turut mempengaruhi.

"Faktor dari dalam negeri, munculnya fenomena PHK juga turut mempengaruhi," ujar Ali.

Dalam laporan risetnya, Indostrategi menempatkan bidang stabilitas politik dan keamanan di urutan kedua dengan skor 3,16; bidang demokrasi dan kebebasan berpendapat di urutan ketiga dengan skor 3,14; dan bidang transparansi serta akuntabilitas pemerintahan di urutan keempat dengan skor 3,12.

Syahdan, bidang investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional memperoleh skor 3,09; stabilitas harga barang di urutan keenam dengan skor 3,00; lalu bidang penegakan hukum dan ham di urutan ketujuh dengan capaian skor 2,93.

Laporan riset setahun Prabowo-Gibran yang dirilis Indostrategi dilakukan sejak September-8 Oktober 2025 dengan melibatkan 424 narasumber di 34 provinsi yang memiliki latar belakang ahli dari berbagai bidang, dan didukung data sekunder dari sejumlah media massa akuntabel. Metode penelitian riset ini menggunakan kuantitatif dan kualitatif alias mix method.

Terpisah, politikus senior Partai Golkar, Muhidin Mohamad Said, mengatakan partainya bakal terus mendukung dan mendorong kinerja bidang penciptaan lapangan kerja di era Prabowo-Gibran.

Dia melanjutkan, apabila bidang penciptaan lapangan kerja masih dianggap belum maksimal, maka Golkar bakal siap sedia bersama pemerintah untuk melakukan dan menggerakan program pemerintah yang dapat membuka lapangan kerja.

"Contohnya, pembangunan dapur umum makan bergizi gratis, di satu titik bisa menampung 45 lapangan kerja baru. Jadi, ini akan terus berjalan dengan disertai evaluasi-evaluasi tentunya," kata Muhidin di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat pada Sabtu.

Upaya lain yang bakal dilakukan, kata dia, ialah menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional dengan cara mengoptimalisasi hasil produksi komoditi di pedesaan agar dapat diekspor ke negara-negara lain.

"Kalau di awal memang biasanya ada kekurangan. Tapi, kalau ini berjalan normal, terus menerus hingga mencapai sasaran, tentu inin akan menyerap lapangan kerja baru," ujar Wakil Ketua Badan Anggaran DPR itu.

Adapun dalam pemilihan presiden lalu duet Prabowo-Gibran menjanjikan 19 juta lapangan kerja apabila terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Masalahnya, merujuk Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) yang dirilis Bank Indonesia pada Juli lalu menunjukan, IKLK terjun ke zona pesimistis atau berada di bawah angka 100 selama dua bulan beruntun.

Ekonom dari Center of Reform on Economic Yusuf Rendy Manilet mengatakan, IKLK di bawah anka 100 bukanlah suatu hal yang bisa dianggap bagus. "Di bawah angka 100 menunjukkan masyarakat merasa ketersediaan lapangan kerja makin terbatas," kata Rendy.

Pemerintahan Prabowo-Gibran akan memasuki usia satu tahun memerintah pada 20 Oktober mendatang. Pada pemilihan presiden lalu, duet ini mengunggui dua pasangan calon lain dengan torehan 96.214.691 atau 58,6 persen suara sah nasional.

Read Entire Article