Liputan6.com, Jakarta - Serangan Israel masih berkecamuk ke Gaza, Palestina. Korban pun berjatuhan, tak hanya orang-orang dewasa tetapi juga anak-anak dan balita.
Bantuan kemanusiaan terus digulirkan meski penyalurannya ternyata juga tak mudah.
Sebuah startup asal Pakistan, Bioniks, mengirimkan bantuan berupa kaki prostetik atau kaki/ tangan palsu untuk anak-anak korban Gaza korban serangan brutal Israel.
Mengutip Reuters, Senin (7/7/2025), Bioniks merupakan startup Pakistan yang bermarkas di Karachi. Jaraknya sekitar 4.000 Km dari Gaza, namun turut peduli dengan anak-anak korban serangan Israel.
Startup ini menggunakan aplikasi smartphone untuk mengambil foto berbagai angle dan membuat model 3D lengan/ kaki prostetik kustom.
CEO Bioniks, Anaz Nias, mengatakan, startup sosial ini telah membuat lebih dari 1.000 kaki/ lengan prostetik berdesain khusus di Pakistan sejak 2021.
Startup ini didanai oleh pendanaan gabungan dari pasien, sponsor perusahaan, serta sumbangan berbagai pihak.
Namun, ini merupakan pertama kalinya Bioniks membuat lengan/ kaki palsu bagi anak-anak yang terdampak konflik.
Kembalikan Senyum Bocah Bernama Sidra
Salah satu anak Gaza korban serangan yang mendapatkan bantuan adalah Sidra Al Bordeeni.
Bocah berusia 8 tahun ini kembali dari klinik dengan lengan palsunya. Ia pun bisa melompat girang ke sepeda di kamp pengungsian Yordania, tempat tinggalnya sekarang.
Dengan bantuan tersebut, Sidra bisa kembali bersepeda untuk pertama kalinya sejak serangan rudal Israel di Gaza merenggut lengannya tahun lalu.
Sidra terluka ketika berlindung di sebuah sekolah, salah satu dari beberapa sekolah di Gaza yang berubah fungsi jadi tempat perlindungan sementara dari serangan.
Ibu Sidra, Sabreen Al Bordent mengatakan, saat itu, layanan kesehatan di Gaza lumpuh. Ketidakmampuan keluarganya untuk pergi membuat lengan sang anak tak bisa diselamatkan.
“Ia senang bermain, semua teman dan saudaranya pun terpesona dengan lengan baru itu. Saya tak bisa mengungkapkan betapa bersyukurnya saya,” kata sang ibu, melalui telepon.
Konsultasi Jarak Jauh
Sidra tak sendirian, anak lain, Habebat juga mendapatkan bantuan serupa. Habebat yang berusia tiga tahun harus kehilangan kedua lengan dan kakinya di Gaza.
Ia kemudian menjalani konsultasi jarak jauh dan pemasangan virtual selama berhari-hari.
Niaz sang CEO pun terbang dari Karachi ke Amman Yordania untuk bertemu kedua gadis kecil itu. Ia sekaligus melakukan pengiriman luar negeri pertama untuk startup rintisannya, Bioniks.
Sekadar informasi, lengan prostetik Sidra didanai oleh Klinik Mafaz di Amman. Sementara, sumbangan dari masyarakat Pakistan digunakan untuk membiayai Habebat.
CEO Mafaz Entesar Asaker mengatakan, klinik mereka bermitra dengan Bioniks karena biaya yang rendah dalam pembuatan lengan/ kaki palsu.
Selain itu, solusi jauh dan kemampuan perusahaan memecahkan masalah secara virtual juga jadi pertimbangan.
Harga Lengan Prostetik Lebih Terjangkau
Menurut Niaz, setiap lengan prostetik dibanderol USD 2.500, jauh lebih murah dibandingkan dengan lengan buatan Amerika Serikat yang harganya antara USD 10.000-USD 20.000.
Meski tak secanggih buatan AS, lengan tersebut menyediakan fungsionalitas tingkat tinggi bagi anak-anak.
Proses pembuatan jarak jauh membuatnya lebih mudah diakses ketimbang mengambil lengan prostetik buatan Turki atau Korea Selatan.
“Selain Gaza, kami berencana menyediakan anggota tubuh bagi mereka yang berada di zona konflik, seperti Ukraina. Kami juga ingin menjadi perusahaan global,” kata Niaz.
Sekadar informasi, sebagian besar anggota tubuh prostetik dirancang untuk orang dewasa dan jarang menjangkau anak-anak di zona perang. Padahal, anak-anak korban konflik membutuhkan anggota tubuh lebih ringan dan penggantian tiap 12-18 bulan seiring pertumbuhan mereka.
Ia pun menyebut, tengah menjajaki opsi pendanaan untuk lengan pengganti bagi Sidra dan Habebat di masa mendatang. Ia berharap biayanya tak terlalu tinggi.
“Hanya beberapa komponen yang perlu diganti, sisanya bisa dipakai kembali untuk membantu anak lain,” kayanya.