Liputan6.com, Jakarta - Pasar smartphone di Asia Tenggara dilaporkan mengalami penurunan di awal 2025. Hal itu didasarkan pada laporan terbaru Canalys yang mencatat penurunan pengapalan di kuartal pertama (Q1) 2025.
Meski ada penurunan, Samsung menunjukkan sikap optimistis dalam perkembangan pasar Asia Tenggara. Terlebih, perusahaan asal Korea Selatan itu, berdasarkan laporan Canalys, masih jadi pemimpin pangsa pasar.
Menurut VP of MX Business Samsung Electronics SEAO Carl Nordenberg, ada beberapa faktor yang membuat Samsung yakin pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia masih menjanjikan.
"Kami yakin ini adalah pasar yang sedang berkembang, dengan populasi mudanya, banyak kesempatan ekonomi, dan begitu dinamis. Kami memperkirakan pasar ini akan tumbuh dan memiliki banyak peluang di masa depan," tutur Carl saat ditemui di sela gelaran Galaxy Unpacked 2025 di New York City, Amerika Serikat.
Lebih lanjut, Carl menuturkan, industri smartphone sendiri sebenarnya saat ini sedang memasuki titik balik. Setelah bertahun-tahun fokus pada peningkatan hardware, kini ekspektasi pengguna mulai bergeser ke pengalaman berbasis AI.
Samsung sendiri telah memulai integrasi AI sejak peluncuran 2024, dan terus memperluas pengembangannya untuk menciptakan permintaan baru di tengah pasar yang melambat.
"Jadi, kami merasa ada gelombang inovasi baru yang akan menciptakan lebih banyak peluang bagi smartphone di masa depan," imbuhnya lebih lanjut.
Namun tidak hanya itu, Samsung juga terus berusaha memastikan hardware di perangkatnya tetap mutakhir. Kombinasi keduanya itu ditambah dengan pasar yang potensial, Samsung siap membawa industri smartphone ke era berikutnya.
Strategi di Indonesia
Di samping itu, Samsung juga menerapkan strategi yang menyeluruh di Indonesia. Maksudnya, perusahaan menghadirkan portofolio produk yang mencakup seluruh segmen harga.
Menurut Carl, ini menjadi keunggulan kompetitif Samsung di tengah meningkatnya pemain smartphone di pasar Indonesia.
"Kami menyediakan produk untuk konsumen di setiap rentang harga, yang menurut saya, menempatkan kami pada posisi tepat untuk memenuhi beragam kebutuhan," ujarnya menambahkan.
Tak hanya itu, Samsung juga berinvestasi di pasar lokal. Dengan demikian, Samsung memiliki kehadiran lokal yang kuat di Indonesia, mulai dari R&D, manufaktur, distribusi, hingga layanan purnajual.
"Jadi, ketika seseorang membeli Samsung, mereka tahu membeli brand yang mewakili kualitas. Ini tidak sekadar satu perangkat atau satu spesifikasi saja," ucap Carl, meyakinkan.
Bicara Soal Galaxy Z Flip7 FE
Dalam kesempatan itu, Carl juga membahas soal keputusan Samsung untuk menghadirkan Galaxy Z Flip7 FE. Menurutnya, smartphone ini merupakan jawaban atas permintaan HP layar lipat dengan harga lebih terjangkau.
"Ini merupakan bagian strategi kami untuk mendorong lebih banyak HP layar lipat ke pasar umum," ujarnya.
Ia pun menyatakan, model ini memiliki posisi yang mirip dengan seri FE di Galaxy S yakni sebagai flagship pertama bagi banyak orang.