Ngeri! Chat Aman Ternyata Cuma Ilusi, Ini Bahaya Tersembunyi WhatsApp hingga Telegram

1 month ago 24
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Banyak aplikasi pesan saat ini menjanjikan keamanan maksimal lewat fitur enkripsi end-to-end.

Nama-nama besar seperti WhatsApp, Signal, hingga Telegram kerap mengklaim bahwa hanya pengirim dan penerima yang bisa membaca isi percakapan mereka, tanpa bisa diakses pihak ketiga, termasuk perusahaan pembuat aplikasi itu sendiri.

Namun, di balik teknologi canggih tersebut, ternyata masih banyak celah tersembunyi yang dapat membahayakan privasi pengguna.

Enkripsi end-to-end memang melindungi isi pesan dari penyadapan langsung, tapi tidak menyentuh aspek lain yang tak kalah pentingnya: metadata.

Mengutip Gizchina, Rabu (16/7/2025), sistem enkripsi tidak menyembunyikan informasi krusial seperti siapa orang yang kamu ajak bicara, kapan komunikasi terjadi, berapa lama berlangsung, hingga seberapa sering interaksi itu terjadi.

Data tersebut dikenal sebagai metadata, dan ironisnya, justru bisa menjadi alat pelacak yang jauh lebih kuat dan berbahaya dibanding isi pesan itu sendiri.

Sebagai contoh, WhatsApp memang melindungi isi pesan, namun sebagai bagian dari Meta, platform ini tetap mengumpulkan data aktivitas pengguna.

Bahaya Metadata Yang Terlupakan

Metadata seperti lokasi, waktu interaksi, dan frekuensi penggunaan masih dikumpulkan untuk kepentingan analitik dan iklan.

Data tersebut juga bisa diberikan kepada pihak berwenang jika diminta secara legal, terutama di negara-negara dengan regulasi pengawasan ketat.

Di beberapa negara, hanya dengan metadata saja, pemerintah bisa menyusun pola aktivitas seseorang secara detail, yang sangat berisiko bagi jurnalis, aktivis, atau tokoh oposisi.

Ketika Privasi Harus Bernegosiasi dengan Kekuasaan

Signal kerap disebut sebagai aplikasi pesan paling aman karena bersifat nirlaba dan mengutamakan privasi. Namun, aplikasi ini tetap beroperasi di bawah hukum Amerika Serikat, dan sistem terpusat yang digunakan tetap membuka kemungkinan intervensi hukum.

Sementara itu, Telegram memang banyak digunakan karena fitur channel publik dan kemudahan aksesnya. Tetapi, enkripsi end-to-end tidak berlaku secara default di grup besar atau channel publik.

Di beberapa kasus, Telegram juga pernah memenuhi permintaan pemerintah untuk menghapus konten tertentu demi tetap bisa beroperasi di negara tersebut.

Enkripsi juga tidak mencegah aplikasi melakukan penyensoran. Banyak negara, seperti India, Iran, dan Belarus, menekan aplikasi pesan untuk menghapus konten yang dianggap melanggar.

Bahkan di negara demokratis, platform bisa tunduk pada perintah hukum yang membatasi kebebasan berekspresi, sering kali tanpa sepengetahuan pengguna.

Kesadaran Digital Jadi Benteng Terakhir

Keamanan digital sejati bukan hanya soal teknologi enkripsi. Hal ini menyangkut siapa yang menjalankan platform, di negara mana mereka berbasis, dan bagaimana mereka merespons tekanan eksternal.

Janji keamanan dari enkripsi memang menggoda, tapi perlindungan nyata terhadap kebebasan berekspresi membutuhkan lebih dari sekadar algoritma.

Tanpa transparansi kebijakan dan perlindungan hukum yang jelas, fitur seperti enkripsi bisa menimbulkan rasa aman palsu. Pengguna merasa terlindungi, padahal ruang percakapan mereka tetap bisa dimanipulasi atau diawasi melalui jalur lain.

Karena itu, penting bagi pengguna untuk tidak hanya melihat fitur teknis, tapi juga siapa yang menjalankan platform tersebut, siapa yang mendanainya, serta bagaimana mereka merespons tekanan kekuasaan.

Di era digital seperti sekarang, memahami keamanan digital bukan lagi sekadar memahami fitur aplikasi. Yang dibutuhkan adalah kesadaran akan struktur kekuasaan, kepemilikan, dan kebijakan di balik aplikasi yang kita gunakan setiap hari.

Pengguna harus lebih waspada, aktif mencari informasi, dan tidak mudah percaya pada label “aman” tanpa melihat siapa yang mengontrol ruang digital tersebut.

Infografis Cek Fakta: Kumpulan Hoaks Seputar Covid 19 terbaru yang beredar di WhatsApp (Liputan6.com/Abdillah)

Read Entire Article