Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penemuan fosil yang benar-benar tak terduga terjadi di lokasi yang mungkin dianggap paling tidak mungkin: area parkir Museum Ilmu Pengetahuan dan Alam Denver (Denver Museum of Nature & Science/ DMNS), Amerika Serikat.
Awalnya, tim dari museum hanya berencana melakukan pengeboran teknis sebagai bagian dari studi kelayakan untuk beralih dari penggunaan gas alam ke energi panas bumi yang lebih ramah lingkungan.
Namun, alih-alih hanya menemukan lapisan batuan dan tanah seperti yang diperkirakan, mereka justru mendapati fragmen tulang dinosaurus kuno yang terkubur jauh di bawah permukaan aspal.
Mengutip Popular Science, Jumat (12/7/2025), pihak museum mengaku sangat terkejut dengan temuan ini. Pasalnya, tidak ada tanda-tanda sebelumnya yang mengindikasikan bahwa area parkir tersebut menyimpan sisa-sisa makhluk prasejarah.
“Ini mungkin penemuan dinosaurus paling tidak biasa yang pernah saya alami,” ujar Patrick O’Connor, Direktur Bidang Ilmu Bumi dan Antariksa DMNS dalam pernyataan resminya.
Penemuan arkeologi ini semakin menarik karena ditemukan secara tidak sengaja, bukan melalui penggalian arkeologis yang direncanakan secara khusus.
Dalam dunia ilmiah, kombinasi antara eksplorasi teknologi dan penemuan paleontologis semacam ini sangat jarang terjadi. Oleh karena itu, bagi tim ilmuwan, penemuan ini menjadi bukti bahwa sejarah bumi bisa muncul kapan saja, bahkan di tempat yang selama ini dianggap biasa saja.
Fosil Tak Terduga Saat Eksplorasi Energi Geothermal
Pengeboran dimulai pada Januari lalu untuk mengevaluasi potensi energi panas bumi (geothermal) sebagai pengganti gas alam.
Tim menggunakan dua alat bor yang masing-masing mengebor lubang selebar satu kaki hingga kedalaman lebih dari 230 meter.
Ketika alat pengebor mencapai kedalaman sekitar 763 kaki (sekitar 232 meter), tim menemukan dua fragmen tulang yang terkubur dalam sedimen tua. Geologis menduga sedimen tersebut berasal dari endapan sungai kuno South Platte River yang membentang di wilayah itu.
Kurator geologi DMNS, James Hagadorn, mengibaratkan momen tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa.
“Rasanya seperti menang lotre dan disambar petir di hari yang sama,” ucapnya dengan antusias.
Sayangnya, salah satu tulang berukuran lebih besar rusak saat terkena mata bor. Sebelum hancur, ukuran tulang tersebut terdeteksi mencapai sekitar 4,8 cm panjang, 5,8 cm lebar, dan 5,8 cm tinggi.
Fosil Herbivora Mirip Edmontosaurus atau Thescelosaurus
Hasil analisis lebih lanjut yang dipublikasikan di jurnal Rocky Mountain Geology menunjukkan bahwa tulang tersebut berasal dari dinosaurus herbivora.
Spesies yang paling mendekati adalah Thescelosaurus atau Edmontosaurus, dua dinosaurus pemakan tumbuhan yang hidup di akhir zaman Kapur.
Fosil tersebut diperkirakan berusia 67,5 juta tahun, menjadikannya fosil tertua sekaligus terdalam yang pernah ditemukan di wilayah Denver. Penemuan ini membuka jendela baru untuk mempelajari kondisi Bumi sesaat sebelum kepunahan massal dinosaurus.
Pada masa itu, Denver bukanlah kota modern seperti sekarang, melainkan wilayah tropis yang penuh rawa dan hutan hujan. Dinosaurus besar seperti Tyrannosaurus rex diduga hidup berdampingan dengan spesies herbivora tersebut di daerah ini.
Dari Proyek Energi ke Pameran Spesial
Meski proyek awal ditujukan untuk kepentingan energi ramah lingkungan, hasil yang ditemukan justru memiliki nilai sejarah luar biasa. Peneliti senior DMNS, Bob Raynolds, menyebut kesempatan ini sebagai momen langka dalam 35 tahun kariernya.
“Selama 35 tahun di museum, kami belum pernah punya peluang seperti ini untuk mempelajari lapisan geologi dalam tanah secara detail. Fosil yang ditemukan di sini… benar-benar seperti keajaiban," katanya.
Museum belum memutuskan apakah akan melanjutkan proyek energi geothermal. Namun, fragmen tulang dinosaurus itu kini sudah menjadi bagian dari pameran sementara yang dapat dinikmati pengunjung.
Penemuan ini membuktikan bahwa kejutan ilmiah bisa muncul bahkan dari tempat yang paling tidak terduga—seperti di bawah roda mobil Anda sendiri.