
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher, menegaskan bahwa kematian balita berusia tiga tahun asal Sukabumi akibat cacingan merupakan peringatan keras bagi pemerintah. Peristiwa ini memperlihatkan masih lemahnya perlindungan sosial dan akses layanan kesehatan dasar di Indonesia.
“Kasus ini harus menjadi cermin bahwa jaminan sosial belum sepenuhnya bisa diakses masyarakat. Banyak keluarga miskin ekstrem tidak terdata, luput dari bantuan sosial, dan akhirnya tidak mendapatkan hak layanan kesehatan,” ujar Netty, Kamis (21/8).
Menurutnya, persoalan mendasar terletak pada tata kelola data penerima manfaat yang amburadul. Masih banyak keluarga di daerah yang tidak memiliki dokumen kependudukan seperti akta kelahiran atau kartu keluarga, sehingga terhalang mengakses jaminan kesehatan.
Netty menilai lemahnya literasi kesehatan, minimnya layanan, dan rendahnya kesadaran sosial memperburuk situasi. Ia mendorong penguatan kader di tingkat desa seperti Posyandu, PKK, dan perangkat desa agar mampu mendeteksi dini kondisi kesehatan warga.
“Jika pemerintah serius menargetkan 0% miskin ekstrem, maka tidak boleh ada satu pun keluarga yang tertinggal dari pendataan. Administrasi kependudukan harus dipermudah, layanan kesehatan diperluas, literasi kebersihan dan sanitasi digencarkan, serta bantuan sosial benar-benar tepat sasaran,” pungkasnya.