Liputan6.com, Jakarta - Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri menjuarai China Open 2025. Ganda putra Indonesia tersebut mengalahkan unggulan kedua asal Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik 21-15 dan 21-14 dalam partai final di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Minggu (27/7).
Prestasi ini sangat luar biasa. Sebab, Fajar/Fikri adalah pasangan baru. Fajar tidak dapat berpasangan dengan Muhammad Rian Ardianto lantaran ada masalah keluarga. Sementara pasangan Fikri, Daniel Marthin, harus absen karena cedera lutut.
Atas dasar tersebut, Fajar kemudian berpasangan dengan Fikri dan tampil perdana pada Japan Open, pekan lalu. Sayang, langkah pasangan ini terhenti di perempat final dalam turnamen level BWF Super 750 itu karena takluk dari wakil Malaysia unggulan pertama Goh Sze Fei / Nur Izzuddin 21-13, 17-21, dan 22-20.
"Alhamdulillah sangat bersyukur bisa menyelesaikan dua turnamen ini dengan hasil yang lumayan baik," kata Fajar. "Sebenarnya kami juga punya ekspektasi di Jepang minggu lalu, bahwa kami bisa, tetapi Tuhan punya rencana lebih baik dengan juara di sini."
"Semoga dengan kemenangan ini bisa menambah kepercayaan diri kami berdua ke depannya," ucap Fajar menambahkan.
Anthony Sinisuka Ginting berhasil merebut juara China Open 2018. Ternyata kemenangan Ginting mengukir sejarah baru Bulu tangkis Indonesia.
Gelar untuk Indonesia, PBSI, Pelatih, dan Legenda Bulu Tangkis
Juara China Open 2025, Fajar/Fikri tidak lupa kepada pihak-pihak yang selalu mendukung mereka. "Gelar yang kami persembahkan untuk Indonesia, untuk PBSI, untuk pelatih yang telah melatih kami penuh dengan kesadaran dan ketekunan," kata Fajar.
"Terima kasih juga untuk semua pendukung yang terus mendukung kami tidak henti-hentinya."
"Gelar ini juga secara khusus kami persembahkan untuk legenda bulu tangkis Indonesia asal Bandung, kota kami berdua, yang baru saja berpulang minggu ini, kang Iie Sumirat," imbuh Fajar.
Kunci Sukses Juara China Open 2025
Fajar/Fikri mengungkapkan kunci sukses menjuarai China Open 2025 sebagai pasangan baru. "Tidak banyak berbeda pola permainan kami dari babak pertama sampai final, bermain taktis dan memegang permainan depan," papar Fajar.
"Dengan kondisi lapangan yang berangin dan shuttlecock kencang, pastinya memegang bola depan adalah kunci dan kami berdua yang bertipe playmaker bisa mengatasinya dengan baik."
"Kunci kemenangan kami pastinya keyakinan atas kemampuan diri sendiri, komunikasi dengan a Fajar dan pelatih yang baik. Saya tidak menyangka bisa juara, tidak tahu mau bicara apa," pungkas Fikri.