Liputan6.com, Jakarta - Ular piton dikenal sebagai salah satu predator paling tangguh yang bisa menelan mangsa seutuhnya. Tidak hanya daging dan organ, bahkan tulang belulang pun ikut tercerna tanpa sisa.
Teka-teki tentang kemampuan ular ini akhirnya terungkap lewat riset ilmiah terbaru. Para peneliti menemukan jenis sel baru dalam lapisan usus piton yang mampu menghancurkan struktur tulang secara total.
Tim ilmuwan dari University of Montpellier, Prancis, berhasil mengidentifikasi struktur mikroskopis yang sebelumnya belum pernah tercatat dalam vertebrata.
Mengutip Popular Science, Jumat (11/7/2025), temuan tersebut dipublikasikan dalam jurnal Journal of Experimental Biology.
Zoolog Jehan-Hervé Lignot dan timnya memulai riset dengan mempelajari siklus makan ular piton Burma (Python bivittatus).
Mereka menggunakan mikroskop cahaya dan elektron untuk meneliti usus bagian dalam secara detail.
Pada pengamatan tersebut, tim menemukan partikel kecil mencurigakan di jaringan usus, tepatnya di bagian epitel. Awalnya, Lignot menduga partikel itu adalah sisa tulang yang belum tercerna.
Penemuan Sel Ajaib di Usus Piton
Namun hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa partikel tersebut justru diproduksi oleh sel usus itu sendiri.
“Lalu muncul hipotesis bahwa partikel ini berasal dari jenis sel khusus,” kata Lignot kepada Popular Science.
Penelitian dilanjutkan dengan eksperimen diet terhadap tiga kelompok ular. Satu kelompok diberi mangsa utuh, satu lagi diberi makanan tanpa tulang, dan satu lagi diberi makanan boneless dengan tambahan kalsium tinggi.
Hasilnya cukup mencolok. Ular yang makan daging tanpa tulang tidak menghasilkan partikel mineral di usus mereka. Sementara ular yang mengonsumsi mangsa utuh atau makanan tinggi kalsium menunjukkan banyak partikel kaya kalsium, fosfor, dan zat besi.
Apa Arti Penemuan Ini Bagi Ilmu Pengetahuan?
Tidak ditemukan sisa tulang di kotoran mereka, menandakan bahwa tulang mangsa benar-benar larut selama proses pencernaan. Penemuan ini menjadi bukti kuat bahwa ular memiliki mekanisme unik untuk menyerap mineral dari tulang.
Yang lebih mengejutkan, sel penghasil partikel ini juga ditemukan pada spesies ular lain. Tim peneliti mengamati keberadaan sel serupa di beberapa jenis boa, bahkan pada reptil berbisa seperti Gila monster.
Meski belum diketahui berapa banyak tulang yang bisa dicerna oleh seekor ular di alam liar, Lignot memberikan gambaran umum.
“Jika tulang mewakili sekitar 10 persen berat tubuh mangsa, maka jumlah ion dari tulang yang larut sangat besar,” ujarnya.
Kini, Lignot berharap penelitian ini bisa membuka jalan bagi studi evolusi sistem pencernaan di hewan vertebrata.