Liputan6.com, Jakarta- Presiden LaLiga, Javier Tebas, menolak mentah-mentah permintaan dari kiper Real Madrid, Thibaut Courtois, terkait penundaan pertandingan pembuka LaLiga musim 2025/2026. Penolakan ini sontak memicu reaksi keras dari Courtois yang merasa kesehatan pemain diabaikan. Lantas, apa yang menjadi dasar permintaan Courtois dan mengapa Tebas bersikukuh dengan keputusannya?
Usut punya usut, Courtois menginginkan adanya penundaan agar para pemain Real Madrid memiliki waktu istirahat yang lebih panjang setelah berpartisipasi di Piala Dunia Antarklub 2025. Real Madrid sendiri diketahui tersingkir di babak semifinal turnamen tersebut. Dengan padatnya jadwal pertandingan, Courtois khawatir para pemain tidak memiliki waktu pemulihan yang cukup.
"Selalu seperti ini dengan La Liga," kata Courtois.
"Komentar dari seorang presiden seperti itu tak pernah saya dengar di Italia, Inggris, NBA, atau NFL. Kalau Tebas tidak suka dengan Piala Dunia Antarklub, itu hak dia. Tapi, turnamen ini nyata, resmi, bagian dari kalender FIFA. Kami di sini berkompetisi, sementara orang ini tampaknya hanya ingin jadi pusat perhatian. Saya belum pernah melihat presiden liga lain bertindak seperti itu. Ini soal kesehatan pemain," cetus kiper asal Belgia itu.
Namun, Tebas memiliki pandangan yang berbeda. Ia berpendapat bahwa waktu istirahat yang tersedia, yaitu sekitar 20 hari, sudah memadai. Menurutnya, selisih satu hari dari standar 21 hari tidak akan terlalu berpengaruh, apalagi setelahnya para pemain akan menjalani 21 hari masa pramusim.
Alasan Penolakan Presiden LaLiga
Tebas juga menekankan bahwa liga-liga top Eropa lainnya, seperti Premier League dan Ligue 1, tidak mengubah jadwal mereka meskipun menghadapi situasi serupa. Ia menegaskan bahwa keputusan untuk tidak menunda pertandingan telah disetujui bersama oleh Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) dan LaLiga, menunjukkan adanya konsensus dalam pengambilan keputusan.
"Saya kira para pemain tetap memiliki 20 hari untuk beristirahat, hanya terpaut satu hari dari standar 21 hari, dan 21 hari untuk pramusim," ujar Tebas dalam wawancara dengan Associated Press, Jumat waktu setempat.
"Tidak ada liga lain seperti Premier League untuk Chelsea atau Ligue 1 untuk PSG, yang mengubah jadwal karena alasan itu. Jadi, saya tidak melihat alasan untuk mengubah kalender, apalagi jika hanya soal satu hari," tegasnya.
Lebih lanjut, Tebas mengindikasikan adanya faktor lain di balik penolakannya. Ia menyinggung dukungan Real Madrid terhadap proyek European Super League (ESL). Tebas menuduh Real Madrid menginginkan liga domestik yang lemah agar ESL terlihat lebih menarik dan kuat, sebuah tuduhan yang menambah panasnya tensi antara kedua belah pihak.
Penolakan ini semakin mempertegas perbedaan pandangan antara Courtois dan Tebas mengenai prioritas dalam sepak bola. Bagi Courtois, kesehatan dan kesejahteraan pemain adalah yang utama, sementara bagi Tebas, menjaga jadwal dan stabilitas liga menjadi prioritas utama.
Kritik Keras Courtois
Courtois tidak tinggal diam atas keputusan tersebut. Ia melontarkan kritik keras terhadap Tebas, dengan mengatakan bahwa ia belum pernah melihat sikap seperti itu dari seorang presiden liga di Italia, Inggris, NBA, atau NFL. Ia merasa bahwa Tebas tidak menghargai pengorbanan para pemain yang berpartisipasi dalam turnamen internasional.
Kiper asal Belgia itu juga menyoroti bahwa Piala Dunia Antarklub merupakan bagian dari kalender FIFA, dan Real Madrid berpartisipasi di dalamnya sebagai perwakilan Eropa. Ia merasa aneh jika liga domestik tidak memberikan dukungan yang memadai kepada klub yang berjuang di kancah internasional.
Dengan nada kecewa, Courtois mempertanyakan komitmen LaLiga terhadap kesejahteraan pemain. Ia merasa bahwa liga seharusnya lebih fleksibel dan mempertimbangkan dampak dari jadwal padat terhadap kondisi fisik dan mental para pemain.
Jadwal Laga Pembuka Real Madrid
Terlepas dari segala kontroversi yang ada, pertandingan pembuka Real Madrid melawan Osasuna tetap dijadwalkan pada tanggal 19 Agustus 2025. Keputusan ini tentu menjadi pukulan telak bagi Courtois dan para pemain Real Madrid yang berharap memiliki waktu istirahat lebih banyak.
Pertandingan ini akan menjadi ujian bagi Real Madrid untuk menunjukkan performa terbaik mereka meskipun dengan persiapan yang kurang ideal. Di sisi lain, penolakan Tebas ini menjadi sinyal bahwa LaLiga tidak akan memberikan kelonggaran bagi klub-klub yang berpartisipasi dalam turnamen internasional, sebuah kebijakan yang berpotensi memicu konflik di masa depan.
Dengan demikian, perseteruan antara Courtois dan Tebas menjadi cerminan dari kompleksitas dalam pengelolaan sepak bola modern, di mana kepentingan pemain, klub, dan liga seringkali bertentangan satu sama lain.