Liputan6.com, Jakarta - Microsoft dilaporkan terus mendorong pengguna Windows 10 untuk melakukan pembaruan ke Windows 11. Terbaru, perusahaan menghadirkan program ESU (Extended Security Updates) bagi pengguna sistem operasi tersebut.
Dikutip dari Engadget, Senin (30/6/2025), program ini memungkinkan pengguna Windows 10 menukar 1.000 poin Microsoft Rewards untuk mendapatkan satu tahun ESU.
Sebelumnya, ESU merupakan opsi berbayar bagi pengguna korporasi. Namun, Microsoft kini mengumumkan pengguna personal bisa membeli langganan ESU seharga USD 30 per tahun.
Lalu, dengan opsi tukar poin, pengguna yang telah mengumpulkan rewards dari pencarian di Bing, belanja di Microsoft Store, atau bermain game di Xbox, bisa memanfaatkannya untuk memperpanjang umur Windows 10 mereka.
Sekadar informasi, langganan ESU akan memberikan akses ke update keamanan, perbaikan bug, dan dukungan teknis hingga 13 Oktober 2026.
Sementara pengguna yang memilih tidak ikut ESU, sistem operasi mereka tetap bisa digunakan. Hanya, mereka tidak akan mendapatkan jaminan pembaruan keamanan penting.
Kendati demikian, Microsoft tetap akan mengirimkan update keamanan untuk aplikasi Microsoft 365 dan pembaruan antivirus Windows Defender hingga Oktober 2028.
Pengguna bisa mendaftar ESU melalui pengaturan Windows atau melalui notifikasi yang akan dikirim secara berkala. Langkah ini pun disebut jadi strategi Microsoft mendorong transisi ke Windows 11.
Microsoft Segera Pensiunkan Windows 10, Ini yang Harus Dilakukan Pengguna
Untuk diketehui, Microsoft bakal menyetop seluruh dukungan untuk sistem operasi Windows 10 mulai 14 Oktober 2025.
Dengan begitu, nantinya pengguna laptop atau komputer dengan Windows 10 tak akan lagi mendapatkan update keamanan, perbaikan bug, hingga dukungan teknis lainnya.
Padahal, Windows 10 masih dipakai oleh jutaan pengguna di dunia. Banyaknya pengguna yang masih memakai OS ini untuk perangkat mereka jadi perhatian serius.
Pasalnya, tanpa adanya update keamanan, sistem jadi lebih rentan terhadap serangan siber dan berbagai celah keamanan lainnya.
Menurut catatan Statcounter, per Mei 2025 saja, sistem operasi Windows 10 masih dipakai oleh 58 persen perangkat desktop di seluruh dunia.
Ini memperlihatkan kalau masih banyak pengguna yang bergantung ke sistem yang sebentar lagi dipensiunkan.
Microsoft pun telah menyiapkan sistem operasi pengganti yakni Windows 11. OS terbaru ini menawarkan pendekatan keamanan berbasis hardware berkat berbagai teknologi.
Deretan Teknologi Terbaru di Windows 11
Sebut saja teknologi TPM 2.0, Secure Boot, dan fitur isolasi berbasis virtualisasi. Teknologi-teknologi ini menawarkan keamanan lebih ketimbang versi sebelumnya.
Apalagi, Windows 11 juga diklaim telah dirancang untuk mendukung produktivitas modern, yakni dengan tampilan lebih ringan juga tetap responsif.
Sayangnya, ada kenyataan yang dihadapi oleh pengguna Windows 10 sebelum mereka meng-update sistem operasinya ke Windows 11: tak semua perangkat yang kini menggunakan Windows 10 bisa di-upgrade OS ke Windows 11.
Lantas, apa yang mesti dilakukan pengguna jelang pensiunnya Windows 10?
“Jika Anda memiliki perangkat yang menjalankan Windows 10, sebaiknya perbarui perangkat ke Windows 11 yang lebih baru,” kata Microsoft dalam laman dukungannya.
Saran Microsoft untuk Pengguna yang Tak Bisa Update ke Windows 11
Sementara, bagi yang perangkatnya tak memenuhi persyaratan teknis untuk dijalankan pada Windows 11, “Kami menyarankan Anda pembeli program Pembaruan Keamanan Diperpanjang atau mengganti perangkat dengan perangkat yang mendukung Windows 11.”
Untuk itulah, penting bagi pengguna untuk mengecek apakah perangkat laptop maupun PC mereka masih relevan atau sudah saatnya beralih ke perangkat baru.
Bagi pengguna yang ingin berpindah ke perangkat baru, kini sejumlah platform belanja digital menyediakan fitur tukar tambah, opsi cicilan tanpa kartu kredit, serta perlindungan tambahan untuk memberi rasa aman ke pengguna.