Liputan6.com, Jakarta Salah satu pesohor sekaligus pengusaha Meiline Tenardi menunjukkan kontribusinya untuk perempuan Indonesia. Penggagas Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB) itu menggelar workshop eksklusif bertajuk “Hidupku, Ceritaku.”
Digelar di Jakarta, 23 Juli 2025, serta melibatkan lebih dari 150 peserta dari berbagai kalangan, Meiline Tenardi menjelaskan, workshop ini digelar bukan tanpa alasan. Para peserta datang membawa semangat kembali terhubung ke diri sendiri.
Pesohor dengan 59 ribuan pengikut di Instagram itu menyatakan, workshop Hidupku Ceritaku berangkat dari kesadaran banyak perempuan menjalani hidup dengan peran ganda. Tuntutannya besar hingga kerap lupa pada diri sendiri.
“Workshop ini mengajak peserta berhenti sejenak—untuk bernapas, merenung, dan menyapa sisi terdalam dirinya. Bukan sebagai bentuk kelemahan, tapi kekuatan yang selama ini tersembunyi di balik rutinitas dan tuntutan,” kata Meiline Tenardi.
Kuat Untuk Semua Orang
Dalam wawancara tertulis dengan Showbiz Liputan6.com, Jumat (25/7/2025), Meiline Tenardi mengingatkan seringkali perempuan hadir untuk menguatkan orang lain namun lupa menyayangi dan meneguhkan diri sendiri.
“Sering kali kita kuat untuk semua orang, tapi lupa hadir untuk diri sendiri. Lewat acara ini, saya ingin tiap perempuan merasa bahwa kisah hidupnya penting, layak didengar, bisa jadi kekuatan untuk diri sendiri dan orang lain,” urainya.
Esra Manurung dan Laura Muljadi
Workshop “Hidupku, Ceritaku” menghadirkan Adelle Cornellius, art and journal therapist, sebagai fasilitator utama yang memandu para peserta melalui sesi journaling dan refleksi diri secara mendalam.
“Hadir pula Esra Manurung, penulis dan pendiri Maharani Foundation. Lalu, Laura Muljadi, model serta entrepreneur yang dikenal dengan pendekatan yang autentik terhadap perjalanan hidup dan spiritualitas,” Meiline Tenardi menyambung.
Refleksi Atas Komitmen
Ketiganya membuka ruang diskusi yang jujur dan penuh empati, memantik keberanian peserta untuk menulis kembali narasi hidup mereka. Tentu saja bukan sebagai korban melainkan penulis utama.
“Workshop ini sekaligus jadi refleksi atas komitmen KPPB selama dua tahun terakhir dalam memperjuangkan keberdayaan perempuan melalui pendekatan humanis dan menyentuh akar emosi,” pungkas Meiline Tenardi.