Kolesterol Jahat Tinggi Tingkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular, Dokter: Kepatuhan Berobat Jangka Panjang Jadi Kunci

Liputan6.com, Jakarta - Kepatuhan berobat jangka panjang amat penting bagi pasien kolesterol atau dislipidemia. Pasalnya, tingginya kolesterol jahat alias Low Density Lipoprotein (LDL) meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Dokter spesialis kardiovaskular, Birry Karim dari Rumah Sakit Medistra, menyampaikan, masih banyak pasien yang mengalami kegagalan terapi lantaran putus obat.

“Banyak pasien dislipidemia masih belum mencapai target (kolesterol jahat) LDL-C <70 mg/dL, dan pada kelompok pasien berisiko sangat tinggi, kurang dari 10 persen yang mencapai target 55 mg/dL,” kata Birry dalam kampanye The Lower, The Better di Jakarta pada 9 Desember 2025.

Dia menambahkan, penyebab utama kegagalan terapi antara lain dosis statin yang tidak memadai, efek samping terkait otot dari statin intensitas tinggi, dan penghentian obat oleh pasien. Statin adalah jenis obat kolesterol untuk menurunkan LDL dan meningkatkan kolesterol baik atau High-Density Lipoprotein (HDL).

Birry menjelaskan, pengobatan dislipidemia dimulai dengan monoterapi statin, seperti rosuvastatin atau atorvastatin. Terapi kombinasi dengan ezetimibe dapat ditambahkan jika penurunan LDL-C belum tercapai. Terkait perlunya terapi kombinasi dari perspektif pasien, ia menjelaskan, kombinasi ezetimibe–rosuvastatin menekan sintesis dan penyerapan kolesterol secara bersamaan, memberikan penurunan LDL-C yang lebih kuat sekaligus meningkatkan kepatuhan karena dua obat digabungkan menjadi satu tablet.

“Dengan tingkat keberlanjutan pengobatan yang rendah di Indonesia, kenyamanan satu tablet per hari dapat sangat meningkatkan kualitas hidup sekaligus hasil terapi,” ucapnya.