Liputan6.com, Jakarta Eks bek Chelsea, William Gallas, menyebut hadirnya Joao Pedro bisa mengancam eksistensi Nicolas Jackson di Stamford Bridge.
Chelsea kembali membuat gebrakan di bursa transfer musim panas 2025 dengan mendatangkan Joao Pedro dari Brighton. Pemain asal Brasil itu ditebus dengan mahar sebesar 55 juta pounds, menunjukkan keseriusan klub dalam memperkuat lini depannya.
Dengan modal performa konsisten di Brighton, Pedro diprediksi mampu memberikan warna baru dalam serangan The Blues. Ia dikenal sebagai penyerang yang lincah, kreatif, dan mampu mencetak gol dalam berbagai situasi.
Kedatangan Pedro juga memicu spekulasi soal nasib para striker Chelsea lainnya, termasuk Nicolas Jackson. Kehadiran pemain baru di posisi serupa diyakini akan menciptakan persaingan ketat demi merebut tempat utama.
Debut Gemilang Pedro di Panggung Dunia
Joao Pedro langsung memberikan dampak nyata dalam penampilannya bersama Chelsea di Piala Dunia Antarklub 2025. Menghadapi Fluminense, ia mencetak dua gol yang memastikan kemenangan penting bagi tim London Barat.
Gol pertama Pedro tercipta di babak pertama. Ia kemudian menggandakan keunggulan The Blues pada babak kedua.
Hasil akhir 2-0 membawa Chelsea melaju ke partai final turnamen bergengsi tersebut. Penampilan gemilang Pedro pun menuai banyak pujian dan membuka babak baru dalam kariernya bersama raksasa Premier League.
Gallas Sebut Pedro Bisa Usir Jackson
Mantan bek Chelsea, William Gallas, turut menyoroti efek kedatangan Joao Pedro terhadap komposisi lini depan tim. Ia menilai performa Pedro berpotensi menggusur posisi Nicolas Jackson dari skuad utama.
Menurut Gallas, penampilan Pedro melawan Fluminense telah memberikan sinyal kuat tentang kualitasnya. Ia menyebut tekanan terhadap Jackson akan semakin besar seiring waktu berjalan jika Pedro terus tampil impresif.
"Penampilan Pedro melawan Fluminense memberi tekanan pada Nicolas Jackson. Dan saya pikir ketika musim dimulai, hal itu bisa menimbulkan masalah bagi posisinya di starting XI,” ujarnya seperti dikutip dari Goal.
“Ketika Anda menjadi pilihan pertama manajer untuk posisi apa pun, rasanya seperti pintu terbuka dan Anda diizinkan masuk. Anda kemudian ingin mengunci pintu di belakang Anda, agar tidak ada orang lain yang bisa masuk. Dan yang terjadi di sini, saya pikir Nicolas telah membiarkan pintu terbuka," klaim Gallas.
(Goal)