TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) akan meninjau ulang tingkat keselamatan mahasiswa saat melaksanakan kuliah kerja nyata atau KKN di daerah terpencil termasuk wilayah kepulauan. Evaluasi internal ini dilakukan usai kecelakaan yang menewaskan dua mahasiswa UGM di perairan Maluku Tenggara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris UGM Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu menuturkan evaluasi internal yang akan dilakukan meliputi peningkatan perlindungan keamanan, pembekalan teknis, panduan keselamatan, serta alat pelindung diri. Andi berujar ia juga akan mengevaluasi daerah-daerah yang sudah sejak lama menjadi lokasi KKN UGM, namun memiliki perubahan cuaca yang ekstrem.
"Panduan, pembekalan, dan peralatan keselamatan memang telah diberikan, namun ke depan akan diperketat, termasuk untuk lokasi-lokasi rawan,” kata dia melalui keterangan tertulis pada Kamis, 3 Juli 2025.
Selain itu, UGM juga akan memberikan pilihan fleksibel kepada para mahasiswa yang bertugas mengabdi di unit KKN Manyeuw, Maluku Tenggara. Mahasiswa boleh melanjutkan KKN di tempat tersebut atau pun kembali ditarik ke Yogyakarta. Keputusan ini, Andi berujar diambil berdasarkan kenyamanan, kesiapan mental, dan pertimbangan keamanan dari masing-masing individu dan tim.
“Kami tidak akan membebani adik-adik mahasiswa. Keselamatan dan kemanusiaan adalah prinsip tertinggi yang kami pegang dalam pelaksanaan tridarma pengabdian,” tutur dia.
Insiden terbaiknya kapal ini terjadi saat tujuh mahasiswa KKN bersama lima warga mengambil pasir di Pulau Wahru untuk program revitalisasi terumbu karang dengan metode artificial patch reef (APR). Mereka berangkat menggunakan dua speedboat pukul 11:00 WIT, Selasa, 1 Juli 2025.
Dalam perjalanan kembali, salah satu perahu motor cepat itu terbalik akibat gelombang pasang dan angin kencang. Akibatnya, sebanyak lima mahasiswa berhasil selamat, satu meninggal dunia, dan satu lainnya sempat hilang sebelum ditemukan malam harinya dalam keadaan meninggal. Keduanya adalah Septian Eka Rahmadi, 21 tahun, dan Bagus Adi Prayogo, 21 tahun.
Kedua jenazah telah dipulangkan ke rumah duka melalui jalur udara dari Langgur menuju daerah asal masing-masing. “Semoga doa dan penghormatan ini menjadi bentuk cinta dan solidaritas seluruh sivitas akademika untuk dua putra terbaik bangsa,” tutur Andi.