Teror Kepala Babi dan Biawak Hidup untuk Mahasiswa Papua di Bali dan Surabaya

1 month ago 24
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Teror terhadap mahasiswa Papua kembali terjadi. Awal Juni lalu, mahasiswa Papua di Denpasar, Bali, dikirimi dua paket kepala babi busuk. Kali ini, teror ditujukan kepada asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur. Mereka dikirimi paket berisi biawak hidup dan ancaman pembunuhan via WhatsApp.

Teror mahasiswa Papua di Surabaya itu diceritakan salah satu perwakilan penghuni asrama, Yogie. Dia mengatakan kiriman paket biawak hidup itu terjadi pada Kamis, 19 Juni 2025 pukul 16.30 WIB. Biawak itu dimasukkan dalam karung dan dititipkan pengirim ke warga sekitar asrama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Setelah kami tanya ke warga, ternyata pengirimnya dua orang tidak dikenal,” kata Yogie kepada awak media, Selasa 1 Juli 2025.

Para penghuni asrama itu tidak sempat mengecek pengirimnya. Mereka pun memutuskan untuk melepas biawak tersebut. Namun, pada malam harinya, puluhan mahasiswa Papua juga mengaku dikirimi pesan WA dari dua nomor tak dikenal. Pesan itu berisi intimidasi dan kata-kata rasisme.

“Pesannya seperti, ‘Kami berada sampingmu, kami akan membunuhmu’ dan lainnya,” ujar Yogie.

Teror terhadap Mahasiswa Papua di Bali

Teror di Surabaya ini menambah deretan kasus intimidasi terhadap mahasiswa Papua. Pada pada Jumat, 6 Juni 2025 lalu, dua paket teror dikirimkan kepada dua anggota Aliansi Mahasiswa Papua, Wemison Enembe dan Yuberthinus Gobay. Paket tersebut dialamatkan ke tempat tinggal mereka di Denpasar, Bali.

Kedua paket mencantumkan keterangan bahwa isinya adalah buku berjudul “Papua Bergerak”. Namun setelah dibuka oleh penghuni kontrakan, isinya ternyata bangkai kepala babi busuk, satu tulang, dan tanah hitam. Kabar itu dikonfirmasi oleh Ketua Aliansi Mahasiswa Papua, Jeeno Alfred Dogomo, pada Sabtu, 7 Juni 2025.

Jeeno menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada pukul 15.00 waktu setempat. Saat itu, kontrakan mahasiswa Papua di Denpasar menerima paket berupa kardus dari pengemudi Grab. Paket itu ditujukan Wemison Enembe dan Yuberthinus Gobay disertai nomor kontak serta keterangan buku “Papua Bergerak”. Setelah dicek, isinya bukan buku.

“Ternyata isinya adalah bangkai kepala babi busuk beserta tanah. Teman-teman pun langsung kaget dan menutup hidung karena bau,” kata Jeeno kepada Tempo melalui pesan di WhatsApp pada Sabtu, 7 Juni 2025.

Wemison, yang dikirimi paket teror kepala babi, adalah Ketua Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali. Sedangkan Yuberthinus adalah pengurus nasional Aliansi Mahasiswa Papua. Menurut Jeeno, teror tersebut merupakan upaya menakuti-nakuti mahasiswa Papua supaya ciut nyali terlibat aktivitas kritis.

“Kami sadar ini adalah aktivitas teror oleh kelompok reaksioner dan penguasa guna menakut-nakuti mahasiswa Papua, agar takut untuk terlibat dalam aktivitas organisasi kritis,” kata Jeeno.

Menurut Jeeno, paket kepala babi busuk yang diterima kemarin berada di dua tempat kontrakan mahasiswa Papua. Pertama pada pukul 15:00 WIB, kedua pada pukul 19.00 WIB. Mahasiswa pengurus aliansi kemudian melakukan penelusuran melalui aplikasi Get Contact untuk mengecek nomor yang tertulis di paket.

Hasil pengecekan itu menunjukkan sang pengirim terduga atas nama Made Budawan. Pengecekan itu sesuai dengan sejumlah foto profil WA nomor tersebut, serta beberapa laman media sosial seperti Facebook. Aliansi Mahasiswa Papua melihat beberapa potret logo dari baju yang dipakai terduga pengirim terkait dengan organisasi masyarakat Ksatria Dalem Tarukan Kampuh Poleng Tanpa Tepi.

Penulis buku “Papua Bergerak” Wilson menengarai kiriman kepala babi kepada mahasiswa Papua di Bali, merupakan aksi teror kedua. Aksi teror pertama terjadi saat peluncuran buku ‘Papua Bergerak’ di Toko Buku Komunitas Bambu di Jalan Rembang Menteng, Jakarta, pada Ahad, 18 Mei 2025. Menurut dia, kala itu beredar informasi hoaks ihwal pembagian sembako dan uang di tempat peluncuran buku.

“Puluhan sopir, ojek online, dan bajaj sempat datang ke lokasi,” kata Wilson saat dihubungi pada Ahad, 8 Juni 2025.

Penasihat Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI) ini menjelaskan, peluncuran dan diskusi buku ‘Papua Bergerak’ saat itu digelar mulai pukul 14.30 WIB. Namun, kata Wilson, sejumlah orang mencurigakan sudah mulai datang sejak pukul 12.00 WIB. Lalu sekitar pukul 14.00 WIB, puluhan sopir dan ojek online berdatangan. Mereka tampak berkumpul di depan Toko Buku.

Panitia peluncuran buku lalu menghampiri dan bertanya kepada para sopir alasan mereka berkumpul. Mereka lantas menunjukkan undangan cetak berisi informasi pembagian sembako dan uang di Toko Buku Komunitas Bambu. Ojek lainnya menunjukkan undangan digital dengan format sama. Panitia menegaskan informasi itu hoaks.

“Panitia jelaskan itu tidak benar. Lalu meminta para sopir ojek online memberitahukan informasi tersebut kepada teman-teman lain,” ujar Wilson.

Dia menilai, aksi teror itu cara baru membubarkan diskusi buku kritis bertema Papua. Apalagi, menurut dia, narasumber waktu itu adalah tokoh yang kritis terhadap isu Papua. Mereka di antaranya Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, Juru bicara Front Rakyat Indonesia untuk Papua Barat (FRI-West Papua) Paulus Suryanta Ginting, Jeeno selaku Ketua Aliansi Mahasiswa Papua.

Sama seperti di Bali, teror pengiriman biawak hidup yang ditujukan kepada asrama mahasiswa Papua di Surabaya juga diduga untuk mengintimidasi. Yogie dan dan kawan-kawan meyakini bahwa pesan itu dikirim untuk menakut-nakuti mereka. Terlebih, mereka tengah merencanakan aksi anti militerisme dan investasi di Papua.

Usai mendapat teror tersebut, mereka mendesak Kepolisian Daerah Jawa Timur untuk mengusut pelaku teror tersebut. Mahasiswa Papua juga meminta bantuan kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya.

Perwakilan LBH Surabaya, Ramli Himawan membenarkan laporan tersebut. Ramli menegaskan, LBH Surabaya menyesalkan teror tersebut. Pihaknya juga mendorong mahasiswa Papua untuk melapor ke Komnas HAM. LBH Surabaya juga berkomitmen untuk mendampingi mahasiswa Papua jika memasukkan laporan polisi atau Komnas HAM.

“Sampai sekarang belum melapor ke polisi karena harus ada yang dikonsolidasikan dan dimitigasi,” pungkas Ramli.

Hanaa Septiana, Daniel Ahmad Fajri, dan Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article