TEMPO.CO, Jakarta - Tentara dan polisi ikut dilibatkan untuk mengisi kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS di Sekolah Rakyat Bandung yang berada di kampus Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) dan Sentra Wyata Guna.
Menurut Direktur Poltekesos Bandung Suharma, keterlibatan TNI dan Polri adalah untuk materi MPLS soal pengembangan karakter. “Untuk menanamkan cinta Tanah Air, nilai-nilai saling menghargai, menghormati, kedisiplinan, empati, toleransi, dan perundungan,” ujarnya di sela MPLS, Senin 14 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu siswa akan diberi pemahaman tentang kejujuran dan bahaya narkoba. Pada hari pertama MPLS, siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas di kampus Poltekesos Bandung menjalani pemeriksaan kesehatan.
Begitu pun di Sekolah Rakyat Menengah Pertama Sentra Wiyata Guna Bandung. Nantinya para siswa di sana akan ikut dilatih tentara. “Bekerja sama dengan Kodim untuk disiplin seperti pembiasaan baris berbaris,” kata Kepala Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 9 Kota Bandung , Setia Nugraha yang ditemui Tempo, Senin 14 Juli 2025.
Jumlah murid SRMP 9 berjumlah 50 orang, yang terdiri dari 30 siswa dan 20 siswi. Pengelola menyiapkan dua kelas yang masing-masing menampung 25 murid. Mereka akan diajar oleh selusin guru mata pelajaran lulusan program pendidikan guru.
Adapun asrama putra dan putri berbeda gedung, masing-masing akan menempati dua kamar yang besar. Salah satu kamar asrama putri misalnya berukuran 9 x 4,2 meter yang dihuni 12 orang dengan enam ranjang bertingkat.
Orang tua murid Lilis Lasmanah mengatakan anaknya sempat mendaftar ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 24 Bandung namun tidak lolos hingga akhirnya mau ikut Sekolah Rakyat setelah diajak pendamping Program Keluarga Harapan.
Dia menyerahkan ke pihak sekolah agar anaknya bisa belajar lebih baik, rajin, dan bisa hidup mandiri. Lilis sendiri bekerja sebagai pedagang jajanan keliling, sementara suaminya penjual kayu bakar.
Adapun Sekolah Rakyat Menengah Atas yang belokasi di Poltekesos Bandung menerima seratus murid. Sebanyak 48 orang siswa dan 42 siswi akan belajar di empat kelas yang masing-masing berisi 25 orang murid.
Pada dua hari pertama MPLS mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan tes kebugaran, materi lainnya seperti pengenalan aturan, dan aktivitas ibadah bersama.
Kegiatan diatur agar tidak menumpuk sambil membuat para murid senang di tempat barunya. “Kami mau menciptakan rumah dulu di sini agar walau jauh dari orang tua mereka merasa tetap di rumah,” kata Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas 11 Bandung Tintin Sri Suprihatian kepada Tempo.