Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 1.000 pohon bakau ditanam di Taman Mangrove Ketapang, Mauk, Tangerang dalam kegiatan bertajuk "Penanaman Pohon Tangerang" pada Sabtu (19/7). Tujuan utama kegiatan ini adalah memitigasi banjir yang kerap terjadi di daerah pemukiman dan jalan raya sekitar pesisir Tangerang. Pohon bakau, dengan system akar yang kuat, dikenal efektif dalam menahan air dan mencegah abrasi pantai.
"Tahun ini lokasi penanaman kami berpindah ke Taman Mangrove Ketapang atas masukan dari Profesor Emil Salim," ujar Nishihara Kensaku mewakili AEON Environmental Foundation melalui keterangannya.
Ia juga menambahkan bahwa Emil Salim dan tim turut terlibat dalam proses penentuan lokasi penanaman.
Tanaman bakau juga diyakini mampu memulihkan daerah pantai yang rusak dan menciptakan habitat baru bagi keanekaragaman hayati. Kawasan pesisir yang sebelumnya gersang diharapkan akan berubah menjadi hutan mangrove yang hidup dan produktif.
Perisai Hijau dari Ancaman Iklim
Lebih dari sekadar benteng alami terhadap banjir, pohon bakau berperan penting dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Ini menjadikannya bagian dari solusi krisis iklim.
Nishihara menekankan pentingnya peran bakau dalam menyerap karbon dioksida, mencegah pemanasan global, serta kemampuannya bertahan hidup ketika permukaan air laut naik.
Perubahan iklim, yang ditandai dengan naiknya permukaan air laut dan cuaca ekstrem, menjadi ancaman nyata bagi kawasan pesisir. Keberadaan hutan mangrove menjadi semacam pelindung alami yang tidak hanya menjaga garis pantai, tetapi juga menyumbang pada stabilitas iklim global.
Keterlibatan Komunitas, Kunci Keberlanjutan
Penanaman pohon kali ini melibatkan masyarakat lokal dan sukarelawan secara aktif. Partisipasi publik dianggap sebagai salah satu elemen kunci keberhasilan program restorasi ekosistem pesisir.
"Saya berharap secara tulus bahwa dari 1.000 bakau yang ditanam bersama pada hari ini, akan tumbuh sebuah hutan yang kaya akan kehidupan di dalamnya, dan memberikan dampak positif terhadap masyarakat di sekitar Taman Mangrove Ketapang," ujar Nishihara.
Semangat kolektif ini penting untuk memastikan keberlangsungan dan perawatan pohon-pohon yang sudah ditanam. Lebih dari sekadar kegiatan satu hari, program ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang membangun kesadaran dan kepedulian lingkungan di tingkat akar rumput.
Libatkan 200 Relawan dari Indonesia
Penanaman 1.000 pohon bakau yang melibatkan sekitar 200 relawan dari Indonesia pada hari ini diiniisiasi oleh AEON Environtmental Foundation (AEF). Kegiatan ini didukung oleh pemerintah daerah Kabupaten Tangerang, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Emil Saim Institute.
AEF sendiri adalah organisasi swasta pertama di Jepang yang fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan global.
"Sejak berdiri hingga saat ini, AEF telah bekerja sama dengan masyarakat di berbagai belahan dunia, institusi akademik, dan institusi penelitian, dalam mewujudkan kegiatan di lingkup penghijauan dan edukasi tentang lingkungan," jelas Nishihara.
Hingga kini, diketahui yayasan tersebut telah menanam lebih dari 12.68 juta pohon di 11 negara. Adapun di Indonesia, AEF telah melakukan kegiatan penanaman pohon sejak 2011 di wilayah Jakarta. Kala itu, sebanyak 94.000 pohon telah ditanam oleh 8.100 sukarelawan asal Jepang dan Indonesia, melalui enam kali kegiatan penanaman pohon sejak 2011 hingga 2024.