TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Steering Committee Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andy Budiman, mengatakan PSI menjadi partai politik pertama di Indonesia yang menyelenggarakan pemilihan Ketua Umum secara langsung.
Dia mengatakan, gagasan ini pertama kali diinisiasi mantan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep sebelum menanggalkan jabatannya beberapa waktu lalu. Kaesang kembali mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PSI di pemilihan raya kali ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mas Kaesang sampaikan, dia ingin meninggalkan sesuatu yang baik, ingin Ketua Umum dipilih secara langsung," kata Andy di kantor Dewan Pimpinan Pusat PSI, Jakarta Pusat, Sabtu, 12 Juli 2025.
Saat itu, dia melanjutkan, pengurus teras PSI mengaku tercengang atas kemauan Kaesang. Namun, setelah dikaji lebih lanjut, opsi pemilihan langsung ini pernah dilakukan oleh partai politik berbasis anak muda lainnya di luar negeri.
Partai politik yang dimaksudkan, kata dia, misalnya Partai Podemos di Spanyol, Partai Movimento 5 Stelle di Italia, dan Partai Piraten di Jerman. "Platform yang digunakan, yaitu e-voting," ujar Andy.
Dia menjelaskan, penggunaan platform e-voting dilakukan untuk menekan penggunaan anggaran. Sebab, jika pemilihan raya dilakukan dengan cara konvensional, maka anggaran yang diperlukan justru akan membebani.
Pun, diterapkannya pemilihan raya dengan platform e-voting, kata Andy, ditujukan untuk membuat posisi PSI terus relevan dengan perkembangan zaman. Sebab, di 2029, PSI berupaya memanfaatkan bonus demografi dengan menyasar pemilih anak muda yang mencapai 60-70 persen.
"Dan aspirasi yang kami tangkap, anak muda ingin sesuatu yang konkret, real, yaitu punya ruang partisipasi. Dan inilah yang kami sediakan," kata Andy.
Dihubungin terpisah, Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengatakan, upaya PSI membuat posisi partai relevan dengan perkembangan zaman telah tepat dengan dihelatnya pemilihan raya PSI.
Namun, kata dia, ketergantungan dan keberadaan PSI terhadap mantan Presiden Joko Widodo di Kongres mendatang menjadikan citra PSI tak berubah di benak publik, yaitu sebagai Partai Jokowi.
"Apakah pemilihan ini masih konsisten dengan niat dan esensi PSI? Cukup sulit untuk menyimpulkannya," kata Wasis.
Peneliti politik dari Populi Center, Usep Saepul Ahyar berpendapat, inisiasi pemilihan raya oleh Kaesang menjadi suatu hal yang tak mengejutkan. Alasannya, Jokowi, ayah Kaesang sempat mengutarakan konsep seperti ini saat berencana menggagas partai super terbuka.